Pembangunan SPAM Dana APBN Senilai Rp 70 Miliar Akan Mampu Atasi Krisis Air Minum di Taput

photo author
- Selasa, 28 Juli 2020 | 13:18 WIB
Bupati Taput Nikson Nababan dihadapan Kepala BWS II dan BPPW Ditjend Cipta Karya Kemen PUPR saat memaparkan daerahnya krisis air minum dan meminta dukungan anggaran APBN gyna membangun SPAM. (Realitas Online/Alpon Situmorang)
Bupati Taput Nikson Nababan dihadapan Kepala BWS II dan BPPW Ditjend Cipta Karya Kemen PUPR saat memaparkan daerahnya krisis air minum dan meminta dukungan anggaran APBN gyna membangun SPAM. (Realitas Online/Alpon Situmorang)

Taput - Realitasonline | Dalam agenda rapat pembahasan bersama Detail Engineering Design (DED) Sistem Penyediaan Air Minum khusus wilayah Tarutung sekitarnya.
Disepakati dari usulan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum menggunakan air baku Butar yang sebelumnya Rp 60 Miliar di desain dan dinaikkan menjadi Rp 70 Miliar lebih.

Hal itu terungkap dalam agenda pembahasan antara Bupati Taput Nikson Nababan didampingi sejumlah OPD terkait bersama Kepala BWSS II (Balai Wilayah Sungai Sumatera) Maman Nopriyaman, Mayjen Telaumbanua (kasi perencanaan), Herbert Sihite (kasi pelaksana), Hastiono (ppk fisik) serta dari BPPW (Balai Prasarana Pemukiman Wilayah) Sumatera Utara Marlina R Sihombing (kasi perencanaan) dan Hizkia pasaribu (ppk fisik), Senin (27/7) 2020 di rumah Dinas Bupati.

Bupati Taput Nikson Nababan dalam kesempatan tersebut mengatakan jika nantinya terwujud akan bisa tidur dengan nyenyak tanpa ada keluhan air mati. "Pak Maman, persoalan air minum sangat klasik di wilayah kami, hampir setiap hari banyak keluhan ke WA saya, tentang air mati. Bahkan Saya sendiri juga mengalami krisis air di rumah dinas," katanya.

Nikson mengatakan krisis air bersih di Tarutung sekitarnya sebenarnya sangat aneh melihat banyaknya sumber air yang bisa diberdayakan. "Kalau kita buat Sumur Bor, di daerah Sipoholon air panas keluar, Siatas Barita pun tidak bagus kualitasnya. Makanya kita terus berjuang sejak awal agar sarana air minum ke warga tercukupi," urainya.

Bahkan perjuangan membenahi sistem penyediaan air minum sebut Nikson telah dilakukan dengan menggiring Menteri PUPR Basuki tahun 2016 ke Sumber Air Ugan. "Sudah dibangun tapi tetap kurang, ternyata ada masalah baru yakni pipa yang sudah kadaluarsa. Dan sumber air Sibadak dan Simarsasar tidak lagi mampu mengcover pelanggan PDAM," paparnya.

Dalam kesempatan itu Nikson meminta pembangunan SPAM nantinya yang didesain ulang anggarannya dengan kapasitas 100 liter perdetik akan mampu memenuhi 10 ribu pelanggan. "Jika itu jadi, tiga kecamatan akan dicover yakni Tarutung, Siatas Barita dan Sipoholon dan memang ketiga kecamatan ini sesuai RDTR akan jadi pusat bisnis, pemukiman dan parawisata," tambahnya.

Selain itu, pembangunan SPAM berbiaya besar diharapkan akan bisa bertahan hingga 30 tahun. "Sekali membangun harus tahan 30 tahun , sehingga akan terasa kedepannya," pintanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB
X