Menurutnya, saling menghormati, saling tenggang rasa, menjaga kerukunan merupakan cakupan nilai-nilai pancasila, karena Presiden Soekarno dan kawan-kawan merumuskan pancasila tidak lari dengan nilai-nilai agama, maka dengan itu mari kita bangkitkan dan tanamkan dijiwa kita masing-masing agar kita bukan sekedar ‘aku Indonesia, akan tetapi aku cinta Indonesia.
“Pancasila sebagai dasar Negara, pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, dan cita-cita luhur bangsa sehingga di pandang perlu untuk segera memasyarakatkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat,“ imbuhnya.
Dengan demikian katanya, akan muncul jiwa nasionalisme yaitu rasa cinta terhadap tanah air, terbangun semangat patriotisme untuk rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara serta tumbuh dan berkembang semangat jiwa persatuan dan kesatuan sehingga tercipta ketahanan nasional dan kewaspadaan nasional dalam mendorong stabilitas nasional yang mantap dan dinamis.
Serta menjamin pertumbuhan ekonomi yang didukung pemerataan pembangunan disegala bidang dengan konsep tumbuh dalam pemerataan dan merata dalam pertumbuhan, adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan wawasan nusantara, jelas Parulian.
“Kita patut bergembira, bahwa pelajaran pendidikan Pancasila telah dimasukkan kembali kedalam kurikulum mata pelajaran. Sehingga generasi millenial akan bisa menjadikan Ideologi Pancasila sebagai building carakter yang bisa membangun pola pikir, sikap dan perilaku dengan nilai moral Pancasila,“ tuturnya. (RI)