"Alasan lainnya, banyak sumber daya manusia di sekitar areal tambang yang bergiat melestarikan lingkungan di lingkup kecil," ungkap Ruli.
Senior Manager Corporate Communications PTAR, Katarina Siburian Hardono, menambahkan, perusahaan sangat mengapresiasi peserta individu maupun kelompok yang telah mengambil bagian di MIA 2022 dan telah menularkan semangat pelestarian lingkungan berkelanjutan.
“Kami melihat banyak sekali jiwa kreatif dan inovatif yang melakukan terobosan di bidang lingkungan hidup dan program mereka berpotensi dikembangkan lebih jauh agar bermanfaat bagi keberlanjutan lingkungan," ujar Katarina.
Menurut Katarina, PTAR sendiri sudah melakukan sejumlah aksi pelestarian lingkungan sepanjang operasi tambang berlangsung, yang salah satunya, telah menanam lebih dari 41.000 bibit pohon di dalam dan luar area Tambang Emas Martabe selama 2012 hingga 2021 dan aksi itu berpotensi memproduksi 18 juta kilogram oksigen per tahun dan mampu menyerap sekitar 1 juta ton gas karbon per tahun.
Selain itu, pada 2021 PTAR juga telah melakukan rehabilitasi lahan hingga 9,02 hektar, mencakup 3,88 hektar area operasional dan 5,14 hektar area eksplorasi. Realisasi ini melampaui Rencana Reklamasi PTAR 2017-2021 yang sudah disetujui Kementerian ESDM dengan sasaran rehabilitasi di area operasional seluas 3,88 hektar dan area eksplorasi 0,28 hektar pada 2021.
Di bidang keanekaragaman hayati, PTAR bekerja sama dengan Yayasan Persamuhan Bodhicitta Mandala Medan (YPBMM) untuk program konservasi Harimau Sumatra.
"PTAR juga bekerja sama dengan sejumlah LSM yang peduli dengan konservasi keanekaragaman hayati yang tergabung dalam Batangtoru Conservation Activists 2021," imbuhnya.
Terpisah, Sartika Permata, peserta MIA 2022 yang terpilih sebagai Juara I, mengaku bangga atas apresiasi besar dari PTAR terhadap karyanya yakni 'Bank Sampah Sumber Rezeki, yang melibatkan sejumlah warga Desa Huta Ginjang, Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).