PALUTA – Realitasonline.id | Puluhan ekor ternak kerbau mati secara mendadak di wilayah kecamatan Simangambat, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta). Ternak kerbau tersebut diduga terserang penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok.
Kepala Dinas Perikanan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Paluta Sapri Dewasa Simamora SPi MM melalui Kabid Keswan dan Kesmavet Drh Samsul Bahri Siregar menyebutkan bahwa pihaknya sudah turun dan melakukan penanganan serta pengobatan.
“Melihat kondisi dan gejala klinis yang terjadi, untuk sementara kita menduga penyebab kematian ternak tersebut diakibatkan terserang penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit ngorok,” katanya, Jumat (25/11).
Untuk gejala klinis, hewan yang terserang SE atau ngorok yakni terjadi peningkatan suhu tubuh, denyut jantung, hewan terbaring, timbul leleran, anoreksia, dan tingkat kematian yang cukup tinggi.
Samsul menduga penularan penyakit SE terhadap puluhan ternak kerbau tersebut melalui kontak antar ternak, baik makanan dan minuman serta alat tercemar. Kemudian eksreta hewan penderita (saliva, kelih dan tinja), kemudian bakteri yang jatuh di tanah atau rumput bisa bertahan seminggu dapat menulari hewan yang digembalakan secara bebas di daerah itu.
“Kita mendapat informasinya pada hari Selasa (22/11) dan sudah dua kali turun melakukan pengobatan langsung serta memberikan edukasi kepada warga terkait penyakit ini,” katanya.
Pihaknya juga sudah melaporkan dan berkoordinasi atas kejadian ini ke pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara serta Balai Veteriner Medan.
Kendati menemukan puluhan ternak kerbau mati mendadak, pihaknya masih menunggu instruksi lebih lanjut dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut untuk menetapkan status wabah penyakit SE ini.