Menurutnya, permintaan masyarakat kepada pengusaha galian C agar membuka kembali aliran sungai yang sempat tertutup, agar arus air tak berdampak ke tebing yang mana di atas ada pemukiman masyarakat. “ Masyataka khawatir, jika pemilik galian C tidak menutup aliran sungai, akan berpotensi terjadi longsor seperti yang menjadi kekhawatiran masyarakat selama ini, " kata Kapoksek.
Kapolsek juga menghimbau, pemilik galian C agar mematuhi UU No.3/2020 tentang perubahan UU No.4/2009 tentang pertambangan minerba, sehingga kegiatan tersebut tidak melanggar ketentuan. " Seperti penjelasan pak Kades tadi, bahwa sebelumnya telah ada kesepakatan bersama antara pemilik galian C dan masyarakat. Kiranya pihak pemilik galian C bisa memperjelas hal ini kembali, " ucapnya.
Kapolsek juga menerangkan, dari hasil mediasi antara kedua belah pihak diperoleh kesimpulan bahwa, pemilik galian C akan membuka tanggul di aliran sungai Batang Toru yang terletak di Desa Telo, kemudian, akan membuat tanggul di sepanjang pemukiman warga di sungai Batangtoru atau tepatanya di Kampung Nusa Indah di Desa Hapesong Baru. “ Sebelum kesepakatan kedua pihak terlaksana, warga meminta pengusaha galian C menghentikan sementara atau tidak mengoperasikan kegiatannya, " terang Kapolsek.
Sedangkan, pemilik izin galian C, J Sipahutar menyatakan, galian C atas namanya sudah disub kontrakkan ke seseorang atas nama Virgo dengan surat kuasa. Namun, surat kuasa tersebut sudah dicabutnya sebanyak 2 kali, tapi Virgo terus mengelola galian C tersebut.(RI)
