BINJAI - realitasonline.id| Terkait pencegahan perundungan dan pembentukan karakter pada kurikulum merdeka perlu di fahami. Pengawas SMP Kota Binjai / Fasilitator SP Kemdikbudristek mengatakan, perundungan atau bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal,fisik,ataupun sosial di dunia nyata mupun dunia maya,yang membuat seseorang merasa tidak nyaman,sakit hati dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok.
Saat wawancara santai dengan awak media di Lim Kok Tong Kafe Jl. RA. Kartini Kecamatan Binjai Kota. Dra Juniar mengatakan, keadaan saat ini semakin hari sangat memiriskan hati, karena bisa dilihat bersama baik di dunia nyata maupun dunia maya. Anak-anak melakukan bullying atau perundungan terhadap temannya, baik dilakukan sendiri maupun berkelompok sudah semakin berani dilakukan terang-terangan, bahkan kadang di tempat publik. Seolah apa yang dilakukan yang terkait dengan perundungan (bullying) menjadikan sebuah kegiatan yang menggembirakan bagi si pelaku. Hal ini tentu ada yang salah, sebab hal ini bisa terjadi dan terkadang ada di lingkungan kita pribadi.
"Penyebab hal ini dapat terjadi diantaranya akibat adanya tindakan kekerasan pada diri si pelaku atau orang disekelilingnya, terekam dalam memorinya atau juga dapat terjadi dari sosial media yang beredar bebas, bahan bacaan yang salah. Factor paling berbahaya adalah pengaruh nakoba. Untuk hal-hal ini, sebagai pendidik kita dapat melakukan pencegahan, bahkan sampai melakukan untuk dapat menyuarakan 'tidak' pada perundungan (bullying)," jelasnya.
Dra Junior menambahkan, sebagai pendidik di sekolah tentunya Bapak/Ibu kepala sekolah sudah membuat peraturan-peraturan yang mencegah perundungan tersebut,dan dijalankan dengan semua guru-guru yang ada di sekolah. Hal ini sudah kita lakukan jauh-jauh hari sebelum semakin maraknya kasus perundungan ini.Namun,keadaan di lapangan terkadang berbeda dengan kenyataan yang ada. Terbukti anak-anak didik, masih terbiasa menggunakan kata-kata kasar terhadap sesama temannya, saling ejek yang terkadang berdampak pada tawuran.
"Pencegahan yang sangat efektif dalam mencegah perundungan adalah dengan melakukan pembentukan karakter anak. Pembentukan karakter anak ini harus dilakukan sedini mungkin dari mulai keluarga sebagai sosial pertama anak, sekolah dan juga masyarakat sekitar tempat anak berada," kata fasilitator SP Kemdikbudriste.
Sebagai orang tua, menurutnya, sangat memegang peranan penting sebagai pembentukan karakter pertama anak. Untuk menjadikan anak sebagai insan yang mandiri dan berkakarter. Setelah keluarga, barulah sekolah tempat anak membentuk karakternya bersama dengan guru dan juga teman-temannya ditambah dengan menambah ilmu serta pengetahuannya.
Dalam pembentukan karakter anak, guru punya banyak metode dan cara, juga dengan cara memberikan contoh pada penanaman karakter anak. Mayarakat juga sangat berperan penting, tidak hanya bisa menyalahkan tetapi harus saling bersinergi.