Asahan – realitasonline.id | Penyakit menular Tuberkulosis (TBC) Paru masih menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat pehatian serius. Penyakit yang disebabkan Mycabacterium Tuberculosis itu bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia maupun status sosial.
Karena itu, dibutuhkan komitmen para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam menurunkan angka kejadian TBC, juga sekaligus mencapai target eliminasi TBC pada 2030.
Demikian paparan Ketua Yayasan Mentari Meraki Asa Asahan, Nurul Huda, dalam Konferensi Pers Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Penyakit Tuberkulosis, di Kisaran, Senin (30/01/2022).
"Pelayanan serta akses kesehatan yang baik sangat dibutuhkan agar memberikan dampak signifikan kesadaran masyarakat terhadap gejala TBC. Karena itu kita mengajak seluruh para pemangku kepentingan untuk mencapai target eliminasi TBC, " kata Nurul Huda.
Hadir pada kesempatan itu, diantaranya, Kepala Dinas Kesehatan, dr. Nanang Fitra Aulia, Ahli Paru RSUD H. Abdul Manan Simatupang Kisaran, dr. Nini Deritana Sp.P. dan sejumlah insan pers serta anggota Yayasan Mentari Meraki Asa Asahan.
Yayasan Mentari Meraki Asa Asahan merupakan komunitas yang berperan dalam melakukan advokasi, pendampingan serta turut mengevaluasi terhadap program-program terkait eliminasi dan kepentingan penderita TBC, di Kabupaten Asahan.
Nurul Huda mengungkapkan bahwa pihaknya telah menemukan terduga TBC sebanyak 1.669 kasus dan positif TBC 414 kasus pada 2022. Data tersebut hasil skrining yang menyasar ke sekolah-sekolah, pesantren dan sejumlah daerah di Asahan.