“Sekarang sudah ada ketersediaan stok pangan dan kesiapan saat menghadapi bencana,” ujar Bang Wiwik dengan bangga.
Gerakan ini juga menyasar penanaman varietas padi unggul, yaitu Inpari IR Nutri Zinc. Varietas Inpari IR Nutri Zinc ini diproyeksikan sebagai bahan pangan untuk meminimalisir stunting karena kandungan gizinya.
Padi itu mengandung Zinc sebanyak 6 persen lebih tinggi dari pada varietas padi lainnya sehingga sangat baik bagi bayi. “Beras merupakan salah satu pangan yang memiliki kandungan gizi yang baik bagi makanan pengganti ASI untuk bayi,” ujarnya.
Persoalan memang muncul kemudian berkaitan dengan melimpahnya panen padi, termasuk padi organik. Siapa yang harus membelinya? Bang Wiwik tak hilang akal. Sebagai orang nomor satu di Serdang Bedagai, ia wajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) membeli beras organik yang telah dihasilkan. Beras organik Serdang Bedagai ini telah mendapat sertifikasi beras organik.
“Kami membuat program ekonomi berbasis kerakyatan. Namanya ‘Grebek Dahsyat’, yaitu gerakan belanja bersama kebutuhan dapur dan harian di pasar rakyat,” kata Bupati.
“Saya meminta seluruh ASN membeli kebutuhan harian di berbagai pasar rakyat di Kabupaten Serdang Bedagai mengingat dampak pandemi COVID-19,” ungkapnya.
Ternyata, Gerakan Cetak Sawah Mandiri diam-diam mempunyai tujuan meminimalisir penyusutan lahan pertanian. “Konversi atau alih fungsi lahan pertanian ini disebabkan oleh kebutuhan infrastruktur, tempat tinggal, juga industri. Bila ini terjadi, berpotensi timbulkan gangguan ketahanan pangan, karena lahan menyempit, hasil panen pun ikut berkurang,” jelas Bupati Darma Wijaya.
Gerakan Cetak Sawah Mandiri tidak hanya menambah lahan persawahan, tetapi juga melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi lahan pertanian oleh masyarakat secara mandiri. Caranya, mencetak lahan persawahan baru, mengoptimalkan lahan sawah yang sudah ada, dan tidak mengalihfungsikan lahan persawahan.