Realitasonline.id - Sumut | Skandal PT Jui Shin Indonesia masih terus dipertanyakan soal dugaan tambang ilegal yang berbulan-bulan lalu jadi sorotan. Ditreskrimsus Poldasu enggan memberikan jawaban, di sisi lain Kades Gambut Laut meronta-ronta.
Kali ini, kembali ke Mapolda Sumut guna mencari informasi tentang PT Jui Shin Indonesia tersebut.
Direktur Ditreskrimsus Polda Sumut, Kombes Pol Andry Setyawan, tampak bungkam belum dapat memberikan jawaban dari beberapa pertanyaan wartawan.
Hal itu terkait perkembangan terkini, dugaan penambangan ilegal pasir kuarsa yang merugikan lingkungan di Desa Gambus Laut, Kabupaten Batubara.
Di depan pintu masuk kantornya, suasana tegang ketika wartawan menyerbu dengan pertanyaan-pertanyaan yang menantang.
Namun tampak terburu-buru, untuk menunaikan ibadah sholat Jumat Andry menolak untuk memberikan jawaban.
Baca Juga: UMA Melepas 810 Wisudawan Tiga Strata Sekaligus Periode I: Integrasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Generasi Tangguh
"Saya akan koordinasi dengan Humas," pungkasnya sambil berjalan menuju masjid di area kompleks Mapolda Sumut, Jumat (5/7/2024).
Sejauh ini, kasus bermula dari laporan pengaduan yang diajukan oleh Sunani dan pengacaranya, Dr. Darmawan Yusuf kepada Polda Sumut.
Dari itu, sempat adanya tindakan hukum telah dilakukan Poldasu menyita dua unit diduga alat berat yang digunakan perusahaan terlapor dalam operasi ilegal ini pada April 2024 lalu.
Berlanjut sampai saat ini Chang Jui Fang, Direktur Utama PT Jui Shin Indonesia dan Komisaris Utama PT BUMI, enggan berbicara di hadapan publik.
Bahkan Chang Jui Fang sendiri juga diketahui telah mangkir dari dua panggilan resmi yang dilayangkan oleh pihak kepolisian.
Terus ditelusuri, Kepala Desa Gambus Laut, Zaharuddin membantah keras adanya dugaan kerjasama dirinya perusahaan yang terlapor.