Realitasonline.id - Taput | 'Sepakat untuk tidak sepakat', itulah yang menjadi pedoman hijrahnya puluhan loyalis mantan Bupati Taput. Sepakat untuk tidak sepakat disini artinya sepakat untuk perubahan dengan memilih pasangan no 2 Calon Bupati Taput Jonius Taripar Hutabarat dan Wakil Bupati Deni Lumbantoruan.
Dan tidak sepakat dengan politik dinasti yang dilakukan pasangan no 1 dengan mengusung istri mantan Bupati Taput dua periode Nikson Nababan yakni Satika Simamora.
Beralihnya dukungan loyalis Nikson Nababan yang selama kurang lebih 10 tahun mendampingi di pentas demokrasi tentu dengan alasan yang kuat.
Alasannya yakni menolak dinasti politik serta ingin perubahan yang lebih baik lagi sepeninggal kepemimpinan Bupati Taput Nikson Nababan pada periode pertama 2014-2019 berpasangan dengan Mauliate Simorangkir (Nikmat).
Baca Juga: KPU Sumut Rampungkan Debat Publik Pertama Bagi Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut
Dan Bupati Nikson Nababan dan Sarlandy Hutabarat (Niksar) periode kedua 2019-2024. Sebut saja loyalis Nikson Nababan, mantan wakil ketua DPC PDIP Perjuangan Taput Robin Sianturi, mantan ketua Taruna Merah Putih Tulus Simanjuntak, mantan sekretaris Repdem Yossi Andre Hutasoit.
Belum lagi Jan Sahan Pasaribu, Jeffry Pakpahan ,Elisabeth Marpaung, Osborn Marpaung, Farida Manik, Donda Aritonang, Lenni Sipahutar, Siti M Simanjuntak dan puluhan tim pemenangan Nikson Sarlandy dibawah bendera Tim One Perempuan (sudah dibubarkan).
Dan juga masih banyak nama lainnya yang bersatu dengan satu semangat yakni perubahan dengan jargon ' Marganti Majo'.
Getolnya loyalis Nikson tersebut bergerak dengan membuka gerbong baru yakni RePro JTP-DENS, tim peralihan, dan salam perubahan, jabu marsada yang bekerja menarik massa militan Nikson Nababan beralih ke JTP-DENS.
Baca Juga: BRI Cetak Laba Rp45,36 Triliun, Dirut: Perkuat Fundamental Kinerja