Realitasonline.id - Tapanuli Selatan | Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) meresmikan soft launching Lafran Pane Heritage dalam rangka Milad ke-59 KAHMI di Desa Pangurabaan, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Minggu (21/9/2025).
Peresmian ini sekaligus menjadi momen penting untuk mengenang dan melestarikan jejak sejarah pendiri HMI, Lafran Pane, yang juga merupakan Pahlawan Nasional asal Sipirok.
Acara tersebut dihadiri Wakil Bupati Tapsel H. Jafar Syahbudin Ritonga, ratusan kader HMI, alumni, serta tokoh masyarakat. Hadir pula Ketua Majelis Nasional (MN) KAHMI, Ketua Majelis Wilayah (MW) KAHMI Sumut, Ketua Majelis Daerah (MD) KAHMI Tapsel, jajaran Forkopimda, anggota DPRD, Sekda Tapsel, serta para camat dan pimpinan OPD terkait.
Wakil Bupati Tapsel H. Jafar Syahbudin Ritonga, yang hadir mewakili Bupati, memberikan apresiasi kepada KAHMI atas upaya pelestarian sejarah melalui pembangunan Masjid Lafran Pane At-Toyyibah Al Musannif dan pendirian Heritage Lafran Pane, termasuk perpustakaan yang mengangkat pemikiran dan perjuangan tokoh nasional tersebut.
" Heritage Lafran Pane akan menjadi pusat pembelajaran dan inspirasi bagi generasi muda untuk memahami semangat perjuangan beliau. Pemerintah siap bersinergi dengan KAHMI dalam menjaga dan mengembangkan warisan berharga ini, ” ujar Jafar.
Dalam kesempatan tersebut, Jafar juga menyampaikan, Pemkab Tapsel tengah mengusulkan Sanusi Pane, sastrawan dan budayawan besar kelahiran Sipirok, untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional.
" Sanusi Pane merupakan sosok yang karyanya memberi pengaruh besar dalam pergerakan kebangsaan. Sudah saatnya Tapsel dikenal sebagai daerah yang banyak melahirkan tokoh besar bangsa, ” tegasnya.
Ketua Majelis Wilayah (MW) KAHMI Sumut, H. Rusdi Lubis, dalam laporannya menyebutkan, selama masa kepengurusannya pihaknya telah melaksanakan lebih dari 1.000 kegiatan, termasuk pembangunan sekretariat dan masjid, hingga penerbitan 68 buku yang mengangkat pemikiran dan gagasan tokoh-tokoh umat.
" Konsep kita adalah menulis di atas batu, bukan di atas air. Setiap program yang dilakukan KAHMI harus meninggalkan jejak yang kokoh, sehingga menjadi bagian dari kebangkitan umat di Sumatera Utara, ” ungkap Rusdi.