Lubuk Pakam - Realitasonline.id | Petani di Deli Serdang mengaku tetap masih kesulitan mendapatkan pupuk urea bersubsidi. Pesoalan ini disebut sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.
Para petani juga mengaku harus membeli pupuk non subsidi dengan harga cukup tinggi. Ada yang Rp160 ribu, Rp 180 ribu bahkan Rp200 ribu per sak. Padahal pupuk urea bersubsidi hanya Rp130 ribu per sak.
“Masalah pupuk ini lah yang buat kami petani menjerit dari tahun ke tahun, tapi tetap saja pupuk bersubsidi itu susah kita dapat," kata Edi salah seorang petani di Kecamatan Beringin, Selasa (22/8/23).
Baca Juga: Proyek Tembok Penahan Tanah RSUD Tarutung Berbiaya Rp 444 Juta Kondisinya 95 Persen
Kalaupun pupuk bersubsidi itu ada, katanya, tidak mencukupi untuk jumlah lahan pertanian kita. Karenanya untuk musim tanam berikutnya, agar menjadi perhatian Dinas Pertanian Deli Serdang.
Menurut Edi, susahnya mendapatkan pupuk tersebut membuat para petani kelimpungan, sehingga mereka harus membeli pupuk non subsidi dengan harga yang cukup tinggi.
Ketika ditanya terkait adanya usulan persyaratan mengusulkan Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, menurut Edi persayaratan tersebut sangat ribet.
Baca Juga: Personil Polres Padangsidimpuan Amankan Puluhan Warga Diduga Perusuh Pilkades, Ternyata?
Pasalnya, fotokopi KTP, KK, surat kepemilikan tanah/sawah harus sesuai dengan data kependudukan. “Para petani ada juga lahannya di lain desa atau kecamatan. Ini kan membuat panjangnya birokrasi, sehingga nantinya jatah pupuk nggak sesuai dengan kebutuhan petani,” keluh Edi.
Senada juga diungkapkan Anto, petani asal Pasar Miring, Kecamatan Pagar Merbau dan Leman petani di Kecamatan Galang.
“Kan selama ini pupuk bersubsidi langka. Kemudian ada persyaratan mendapatkan pupuk bersubsidi ke depan yang cukup rumit. Apalagi kalau pupuk tersebut tidak sesuai dengan luas lahan petani,” tutur Anto dan Leman.
Baca Juga: Bukit Silemeleme Spot Agrowisata Humbahas Resmi Dibuka
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Deli Serdang, Rahman Saleh Dongoran belum memberikan jawaban. “Bapak sedang rapat di kantor bupati,” kata supirnya.