Aceh - Realitasonline.id | Polemik kedatangan para pengungsi Rohingya tidak ada habisnya. Baru-baru ini Polda Aceh membongkar sejumlah koordinator terkait kedatangan mereka.
Polda Aceh mengatakan bahwa kedatangan para pengungsi Rohingnya ke Aceh merupakan penyeludupan.
Hal ini diungkapkan oleh Polda Aceh setelah menemukan sejumlah koordinator, seperti kamp keamanan Bangladesh dan kapten kapal dalam kasus ini.
Baca Juga: Harga Bahan Pokok di Medan Melonjak Jelang Natal dan Tahun Baru 2024
Para pengungsi Rohingya ini diketahui dipungut biaya sebesar 20.000-100.000 taka atau Rp3-15 juta per orangnya oleh para koordinator.
"Setelah uangnya terkumpul, koordinator yang terdiri dari kapten kapal, nahkoda, dan operator mesin membeli kapal, BBM, dan bahan makanan untuk bekal selama pelayaran menuju negara tujuan," kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto pada Jumat (15/12/2023).
Nantinya biaya yang dibayarkan oleh para pengunsgi Rohingya ini dipotong biaya operasional
Baca Juga: Barcelona Incar Pemain Baru Pada Bursa Transfer Musim Depan, Darurat Pemain Sayap ?
Selanjutnya ada keuntungan yang dibagi untuk kapten kapal, nahkoda, operator mesin serta koordinator utama yang berada di Camp Coxs Bazar, Bangladesh.
Sebelum keberangkatan, Joko mengatakan bahwa para pengungsi Rohingya terlebih dahulu didata negara tujuannya.
Diketahui negara tujuan para pengungsi Rohinya tersebut adalah Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Baca Juga: Tinjau Progres Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A, Jokowi : Berjalan Dengan Baik dan Melampaui Target
Namun, karena ketatnya penjagaan perairan Thailand dan Malaysia, para pengungsi Rohingya umumnya mengalihkan tujuannya ke Indonesia.
"Untuk keterlibatan WNI dalam kejahatan penyelundupan manusia ini adalah membantu mengeluarkan para imigran Rohingya dari camp atau tempat penampungan di Aceh serta membawanya menuju Malaysia melalui jalur darat-Tanjung Balai, Sumatera Utara atau Dumai, Riau-dengan biaya Rp5-10 juta per orang," kata Joko.