"Sudah kita anggarkan dalam tahun ini untuk jembatan itu, semoga saja segera terealisasi," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, beberapa hektare lahan padi milik petani di beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Abdya rusak akibat disapu arus air luapan dari Krueng Tangan-Tangan pada Senin (11/12) malam sekira pukul 23.00 WIB.
Muhammad Yakop, Ketua Adat Sawah (Keujrun Blang) Desa Mesjid, kecamatan setempat, mengatakan, kalau luapa air sungai telah membanjiri lahan padi milik petani yang sedang dalam fase pematangan bulir padi.
Baca Juga: Sambut HUT ke-128 BRI, Nasabah Bisa Nikmati Promo Meriah di Berbagai Merchant
Untuk wilayah Desa Mesjid saja ada sekitar tujuh hektare yang rusak akibat diterjang banjir luapan dengan lokasi terpisah.
"Rata-rata tanaman padi dalam bedeng sawah petani di desa kami ini rusak akibat disapu arus air. Jika sudah tergilas air, bisa dipastikan akan gagal panen tidak bisa dimanfaatkan lagi bulirnya," kata Yakop.
Tokoh petani yang sudah 50 tahun menggarap lahan di Desa Mesjid itu mengaku baru kali ini lahan sawah petani benar-benar rusak di terjang arus air.
Biasanya, meski terjadi banjir serupa, namun tidak merusak sedemikian rupa.
Padi yang sudah tumbang ke tanah tidak akan mampu lagi berdiri seperti sediakala.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Kenapa Etnis Rohingya Membuat Kesal: Mau Menjajah?
Pasalnya, bulir padi sudah mulai ada yang menguning dan sebagiannya lagi sedang dalam proses pengisian.
Jika terendam dalam air, maka bulir padi yang sudah berisi itu akan tertimbun lumpur bekas banjir hingga bulirnya berubah warna menjadi hitam.
Banjir luapan yang berdampak pada tanaman padi petani ini tidak hanya melanda kawasan Desa Mesjid saja, namun juga beberapa hamparan sawah lainnya seperti di Desa Drien Jaloe, Padang Kawa, sebagian di Desa Pante Geulumpang dan Padang Bak Jeumpa. (ZAL)