Realitasonline.id - Bireuen | Bireuen kota terbesar ke-4 di Provinsi Aceh. Kota yang berada pada jalur lintas nasional Banda Aceh - Medan dikenal sebagai kota juang.
Julukan ini dinobatkan untuk Bireuen bukan tidak punya sebab. Bireuen pada masa merebut dan mempertahankan Kemerdekaan banyak andil terhadap Republik.
Dari kota di utara Pulau Sumatra ini pernah diberangkatkan ratusan pejuang ke Medan Area. Di sana pejuang pejuang Bireuen bersama pejuang daerah lain mempertaruhkan nyawanya mengusir Belanda yang ingin menguasai Indonesia kembali. Ini sejarah Bireuen yang tidak boleh dilupakan.
Baca Juga: Jadi Pj Bupati Abdya, Sunawardi Diminta Benahi Sektor Pendidikan
Ketika mempertahankan Republik tercinta ini, di Bireuen berdiri sebuah pemancar yang kemudian dikenal Radio Rimba Raya. Melalui radio yang mengudara dari Meuligoe Bireuen ini masyarakat dunia mengetahui Indonesia masih ada, tidak berhasil dikuasai penjajah.
Seterusnya, kota yang sejak 12 Oktober 1999 telah menjadi ibukota kabupaten yang juga bernama Bireuen pernah dikunjungi Ir. Soekarno.
Kedatangan Presiden pertama Indonesia disambut meriah oleh ribuan tokoh dan masyarakat yang datang dari berbagai penjuru daerah.
Bung Karno juga menyampaikan pidato politik di Lapangan Cot Gapu Bireuen pada 17 Juni 1948. Setelah bermalam di Meuligoe Bireuen, keesokan hari, orang nomor satu di Indonesia itu terbang ke Banda Aceh.
Baca Juga: Kasatpol PP Aceh Jalaluddin Dilantik Sebagai Pj Bupati Bireuen Gantikan Aulia Sofyan
Bireuen memang pernah "berdarah - darah" mempertahankan Indonesia. Tetapi sebaliknya, Bireuen juga pernah dijadikan basis pemberontakan.