Realitasonline.id - Kutacane | Masyarakat Aceh Tenggara dan Gayo Lues mengeluhkan kerusakan jalan nasional di Kabupaten Dairi dan Tanah Karo, Sumut. Saat ini kondisi jalan tersebut terlihat sempit sehingga menyulitkan bagi pengguna kendaraan saat berselisih dari arah berlawanan. Jalan tersebut juga tergenang seperti kubangan sapi, bergelombang, retak-retak, bebatuan, dan bertaburan lubang.
Selain itu, saluran parit di sejumlah titik tersumbat serta material longsor menempel di jalan. Hal itu terkesan luput dari perhatian Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sumatera Utara (BBPJN Sumut).
Kerusakan jalan ini tak pernah tuntas diperbaiki sehingga berdampak terhadap perekonomian masyarakat Aceh dari Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Tenggara yang membawa hasil bumi untuk di pasarkan ke Medan. Kemudian sebaliknya membawa sembako dan kebutuhan lainnya serta jasa angkutan.
Kerusakan jalan nasional di lintasan Kabupaten Tanah Karo yang menjadi wewenang pekerjaan oleh BBPJN Sumut ini menyebabkan dampak lain terhadap pengguna jalan (mobil angkutan, dump truk, mobil pribadi) yang melintas di daerah itu seperti adanya muncul aksi pungutan liar (Pungli) dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang menunggu di lokasi jalan Nasional yang rusak.
Mereka menyodorkan ember untuk diletakkan uang, kalau tidak diberikan, besar kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
"Kami minta BBPJN Sumatera Utara agar memperbaiki hingga tuntas Jalan Nasional di lintasan Tanah Karo seperti Desa Lou Solu, Desa Lau Kesumpat, Desa Bandar Purba, Kecamatan Mardinding, Kinangkong dan sejumlah lokasi lainnya hingga menuju Tiga Binanga yang masih bertaburan jalan berlubang dan amblas," sebut Supardi salah seorang masyarakat Aceh Tenggara.
Baca Juga: Menteri PAN RB Perlu Tinjau Ulang Perekrutan PPPK di Aceh Tenggara, Ini Kejanggalannya
Kata dia, jalan nasional tersebut sudah bertahun-tahun rusak dan tak pernah tuntas diperbaiki. Kondisi kerusakan jalan ini berdampak sekali terhadap perekonomian masyarakat.
Misalnya, hasil bumi yang dibawa ke Medan untuk dipasarkan bisa menyebabkan kualitas menjadi kurang baik sehingga harga jual menjadi murah. Kemudian sebaliknya harga sembako mahal dikarenakan dampak kerusakan jalan Nasional yang begitu parah.
Menurut Supardi, pihak Kementerian PU harus memikirkan dan prioritas tahun 2025 ini untuk perbaikan dan pelebaran jalan Nasional di lintasan Tanah Karo Provinsi Sumatera Utara menuju Aceh Tenggara Provinsi Aceh.