Perahu di Abdya Terombang-ambing Akibat Mulut Muara Tertutup, Nelayan tak Bisa Cari Naskah

photo author
- Rabu, 25 Juni 2025 | 12:34 WIB
Warga menggali mulut muara yang tertutup pasir sendimen menggunakan alat manual berupa cangkul dan sekop agar bisa dilalui perahu nelayan, Rabu (25/6/2025).
Warga menggali mulut muara yang tertutup pasir sendimen menggunakan alat manual berupa cangkul dan sekop agar bisa dilalui perahu nelayan, Rabu (25/6/2025).


Realitasonline.id - Abdya | Sejumlah perahu nelayan yang berlabuh di Muara Ujung Serangga, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) harus terombang-ambing di pinggir lautan lantaran mulut muara setempat tertutup material pasir hempasan ombak pasang.

Ari nelayan setempat, Rabu (25/6/2025) menyebutkan, dengan tersumbatnya mulut muara itu, nelayan mulai diterpa masalah hingga terombang-ambing, lantaran puluhan unit perahu milik mereka tidak bisa keluar dan masuk untuk beraktivitas mencari nafkah di laut.

 

Kondisi mulut muara yang tertutup oleh sedimen berupa pasir yang terbawa oleh ombak dan menumpuk di mulut muara itu, memang kerap terjadi saat musim barat tiba. Bahkan kondisi tersebut telah membuat para nelayan merugi, lantaran perahu mereka kerap dihantam ombak saat bergotong royong mengeluarkan perahu dari muara, begitu juga sebaliknya.

Bekal untuk menangkap ikan serta hasil tangkapan sering berhamburan pasca badan perahu dihantam ombak besar. Tidak hanya itu, perlengkapan perahu seperti mesin, lampu penerang, jaring, aki dan perlengkapan lainnya kerap hilang setelah perahu terbalik.

 

Baca Juga: Petenun Kelompok PKK Terima Bantuan dari PT SOL: Buka Peluang Ekonomi Baru, Berdayakan Keluarga

Para nelayan harus bergotong royong untuk menarik perahu, baik ketika hendak keluar dari muara maupun hendak masuk muara setelah selesai melaut. Disaat itulah ombak besar tiba-tiba menghantam perahu yang masih berada di bibir pantai.

"Jika mulut muara tidak dangkal begitu juga dengan aliran muara, tentu para nelayan bisa keluar masuk dan hilir mudik di perairan tersebut," terang Ari.

Untuk mengatasi mulut muara yang tersumbat itu, pihaknya terpaksa harus melakukan pengerukan dengan alat seadanya.

Sayangnya, meski telah berulang kali dilakukan pengerukan secara manual, mulut muara tetap saja kembali tertutup oleh sedimen yang panjangnya mencapai 50 meter lebih hingga ke bibir pantai dengan ketebalan sedimen dari dasar muara mencapai 1 meter lebih. Begitu juga dengan kondisi aliran muara yang saat ini sudah terlalu dangkal.

Baca Juga: Petenun Kelompok PKK Terima Bantuan dari PT SOL: Buka Peluang Ekonomi Baru, Berdayakan Keluarga

 

Tidak sedikit nelayan yang gagal melaut lantaran tidak bisa keluar dari muara, dan tidak sedikit pula nelayan yang harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk memperbaiki perahu yang rusak termasuk perlengkapan melaut lainnya setelah dihantam ombak.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iin Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Antrean Kendaraan di SPBU di Abdya Berangsur Normal

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:08 WIB
X