Realitasonline.id - BIREUEN | Bupati Bireuen Haji Mukhlis meletakkan batu pertama pembangunan proyek Pompanisasi di Gampong (Desa) Hagu Kecamatan Peudada Bireuen, Rabu (20/8/2025).
Proyek ini dibangun melalui Program Optimalisasi Lahan Non Rawa seluas 500 hektar di kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen Aceh yang diperjuangkan langsung oleh Bupati Haji Mukhlis di Kementerian Pertanian melalui anggota Komisi IV DPR RI, TA Khalid Daerah Pemilihan (Dapil) Aceh-2.
Pada kesempatan itu, Bupati Bireuen Haji Mukhlis berharap pengerjaan proyek Pompanisasi itu, agar sesuai perencanaan, sehingga bantuan yang telah berhasil diperjuangkan di Kementerian Pertanian itu dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Baca Juga: Bupati Langkat Apresiasi Poldasu dan Polres Langkat Ungkap 429 Kasus Narkoba
Selanjutnya Haji Mukhlis yang didampingi Kadis Pertanian setempat, Mulyadi menyebutkan, proyek Pompanisasi itu adalah bentuk perhatian Pemerintah kepada warga tani di Kecamatan Peudada.
Ia juga mengatakan, program Pompanisasi sejalan dengan visi misi pasangan Bupati/ Wakil Bupati H Mukhlis/ Razuardi.
"Ini sejalan dengan visi misi kami, untuk memperkuat ketahanan pangan di Bireuen," ujar Haji Mukhlis.
Sementara Kadis Pertanian Bireuen, Mulyadi menjelaskan, pengerjaan sarana Pompanisasi itu akan selesai pada Desember 2025, sehingga pada musim tanam yang akan datang sudah dapat dimanfaatkan mengairi sawah.
Baca Juga: Event F1 Powerboat Bakal Digelar Mulai Besok, Komisaris IAS Beberkan Kesiapan Venue
"Kehadiran alat pompanisasi ini sangat diharapkan, sebab petani di daerah ini sudah tiga tahun tidak bisa menanam padi," sebutnya.
Sumber lain di Dinas Pertanian Bireuen mengungkapkan, Bupati Bireuen Haji Mukhlis sempat mengoreksi perencanaan bangunan penampung air pada proyek tersebut.
Dalam perencanaan, tempat air dibuat dari batu bata merah, tetapi Bupati Haji Mukhlis meminta diubah dengan cor, sehingga kualitas atau daya tahan lebih terjamin.
Baca Juga: Menteri Agama Ingatkan UINSU, Pentingnya Sinergi Membangun Kampus
Berikutnya, sebut sumber itu, Bupati Haji Mukhlis juga mengoreksi tentang penggunaan pipa yang berdiameter 6 inci.