Realitasonline.id - BIREUEN l Wakil Ketua ll DPRK Bireuen, Muslem Abdullah mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera menetapkan banjir - tanah longsor Sumatra sebagai bencana nasional.
Muslem Abdullah di ruang kerjanya, Senin (15/12/2025) menyebutkan, kerusakan yang timbul dari banjir dan tanah longsor Sumatra, khususnya Aceh lebih dahsyat dibandingkan tsunami Aceh 2004 silam.
"Hanya korban meninggal yang sedikit dibandingkan korban tsunami 2004 silam," sebutnya.
Politikus Partai Aceh ini menyebutkan, kalau Pemerintah Pusat tidak segera memberikan status bencana nasional pada bencana banjir dan tanah longsor, sulit bagi Aceh untuk bangkit kembali.
Sebut Muslem, bukan hanya infrastruktur publik yang rusak akibat banjir dan tanah longsor, tetapi dari hulu ke hilir terjadi kerusakan.
"Bukan hanya jembatan dan rumah warga yang hancur, tetapi fasilitas pendidikan dan sumber pencaharian masyarakat juga terimbas," paparnya.
Sambungnya, diperkirakan ribuan hektar lahan sawah produktif di Kabupaten Bireuen rusak akibat tertimbun lumpur. Demikian juga dengan tambak. Selain itu, usaha kecil menengah (UKM) banyak yang terdampak.
"Banyak usaha kecil yang rusak dihantam banjir. Petani juga banyak hilang mata pencaharian," paparnya.
Baca Juga: PT Toba Pulp Lestari Dihentikan Sementara Dinilai Buka Ruang Evaluasi Pertambangan
Pada kesempatan itu, mantan kombatan GAM ini juga mempertanyakan nasib pendidikan anak-anak di Aceh jika sekolah tidak segera dibersihkan atau diperbaiki.
"Berapa banyak sekolah yang hancur akibat bencana banjir. Ini harus jelas, kapan dibangun kembali sekolah yang rusak," kata Muslem.
Kata dia lagi, bukan hanya gedung sekolah yang rusak, tetapi semua fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar diperkirakan turut hancur.
"Laporan yang saya terima, di Kabupaten Bireuen lebih 200 sekolah terdampak. Bukan hanya gedung rusak, tetapi mobiler dan peralatan pendukung belajar ikut rusak," ujarnya. Untuk itu, ia mendesak Presiden Prabowo segera menetapkan status bencana nasional. Jika Pemerintah Pusat abai, tukasnya, bukan tidak mungkin gejolak baru akan timbul di Aceh.