Kalau musim kemarau, kerusakan ini tidak terlalu merisaukan warga. Warga masih bisa melintas tanpa harus ada rasa waswas. Di musim kemarau, warga hanya perlu melambatkan laju kendaraan saja.
Kondisi berbeda terjadi saat musim penghujan, seluruh jalan tertutup air. Jika tidak hati-hati, pengendara akan terjatuh. ”Jalan tersebut bisa saja ditanami padi atau bisa menjadi kolam ikan,” kata Sudirman warga lainnya yang juga tengah melintas dijalan kawasan areal persawahan warga tersebut.
Ia pun sedikit bercerita bahwa kerusakan jalan semakin parah sejak tiga tahun terakhir. Apalagi banyak kendaraan yang mengangkut muatan berat seperti material pasir dan batu melintas dijalur ini. Sebab, jalan ini merupakan akses terdekat bagi warga untuk menuju desa tetangga. Masyarakat setempat, lanjut Sudirman, pernah mengajukan ke pemerintah kabupaten agar kerusakan jalan segera diperbaiki. Akan tetapi, upaya tersebut belum membuahkan hasil. Alih-alih diperbaiki, sampai saat ini belum ada respons positif dari instansi terkait.
”Kami sangat berharap agar jalan yang rusak ini segera diperbaiki. Biar kami bisa melintasinya tanpa waswas lagi,” tegasnya.
Secara singkat, Hamdani JB salah satu Anggota DPRK Abdya yang dihubungi wartawan menyayangkan jalan penghubung desa tersebut tidak diperbaiki. Padahal jalan itu merupakan akses warga untuk menuju pusat kota bahkan ke areal persawahan.
"Kayaknya jalan ini masuk dalam daftar prioritas tahun ini. Tapi nanti saya cek kembali ke instansi terkait,” kata Hamdani. ”Tapi kalaupun tidak masuk prioritas, jika kerusakannya sudah parah, seyogyanya diperbaiki, paling dilakukan penimbunan dulu agar memudahkan masyarakat untuk melintas,” tambahnya. (ZAL)
