BIREUEN - realitasonline.id| Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh yang juga Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Syiah Kuala Banda Aceh Dr. Muhammad Yusran Hadi,Lc,MA ikut menanggapi tindakan Satpol PP Kabupaten Bireuen yang membongkar paksa papan cor atau mal Masjid Muhammadiyah Samalanga.
Dalam rilis yang dikirim untuk Wartawan Realitas di Bireuen, Muhammad Yusran Hadi memberikan tanggapannya. Pertama, menyayangkan tindakan Pemkab Bireuen. Tindakan Satpol PP Bireuen, sebut Muhammad Yusran Hadi telah menyakiti umat Islam di Aceh atau di seluruh wilayah Indonesia, khususnya warga Muhammadiyah.
Berikutnya, tindakan Pemkab Bireuen tidak patut dilakukan, sebab sesama muslim bersaudara. Menjaga ukhuwah, sebut Muhammad Yusran Hadi hukumnya wajib. Sebaliknya, merusak ukhuwah itu haram. Inilah ajaran Islam yang wajib diamalkan.
"Kenapa bisa, dengan orang kafir kita bisa toleransi dan bersahabat, bahkan wajib bertoleransi. Namun, dengan sesama saudara muslim kita tidak bisa bertoleransi dan bahkan memusuhinya. Ini sangat aneh dan salah kaprah,"tulis Doktor bidang Fiqh dan Ushul Fiqh pada International Islamic University Malaysia (IIUM)
Disebutkan pula dalam rilisnya itu, masjid merupakan rumah Allah untuk tempat beribadah setiap muslim. Tanya dia, apakah patut seorang muslim menghalangi dan melarang mendirikan masjid? Apalagi sampai membongkar tiang masjid yang sudah dicor dan menyita material mesjid secara paksa.
"Saya kira tidak patut. Ini pelanggaran Syariat Islam secara terang -terangan,"tegas dia. Sebut Muhammad Yusran Hadi, Pemkab Bireuen dinilai telah mencoreng nama baik Aceh yang selama ini dikenal sebagai daerah Syariat Islam dan Serambi Mekkah.
"Ini sangat memalukan. Sepatutnya kejadian ini tidak boleh terjadi di Aceh yang mayoritas penduduknya muslim. Selain itu karena Aceh telah dikenal sebagai daerah Syariat Islam dan Serambi Mekkah, tentu ini (membongkar tiang masjid) mencoreng nama baik Aceh,"sebutnya dengan mempertegaskan lagi tindakan tersebut menunjukkan tindakan arogan dan semena-mena yang dipertontongkan kepada umat.