BIREUEN - realitasonline.id l "Tolong Kami Pak Ketua PWI". Ucapan ini dilontarkan oleh seorang kepala Madrasah (Sekolah) pada acara Orientasi atau Pengenalan Kode Etik Wartawan di Aula Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bireuen, di Jalan Banda Aceh - Medan, Desa Cot Gapu Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen, Senin-Selasa (4-5/10/2022)
Pada acara yang digelar selama dua hari itu tampil tiga pemateri, yaitu A Hadi Djuli yang merupakan Pengurus PWI Aceh, Ariadi B Jangka ketua PWI Bireuen dan Murdeli, SH juga dari pengurus PWI Bireuen.
Ketiga wartawan yang bernaung di bawah Bendera PWI menyampaikan materi sesuai dengan bidang yang telah dipercayakan. A Hadi Djuli mengulas tentang Etik Wartawan, Ariadi Jangka berkaitan dengan penulisan berita. Begitu pula dengan Murdeli, SH memaparkan seputar penggunaan Medsos dan ITE. Tiba giliran sesi tanya jawab, beberapa ibu kepala Madrasah melontarkan pertanyaan yang mereka hadapi di Madrasah yang mereka pimpin.
Sebut seorang ibu kapala Madrasah yang memakai baju gelap, ia sudah sangat lelah menghadapi orang orang yang mengaku wartawan.
"Orang orang yang datang ke Sekolah dengan mengaku dirinya wartawan sering 'memaksa' untuk diberikan uang BBM dan menawarkan pasang iklan", kata ibu kepala Madrasah yang ikut acara itu.
Selanjutnya ibu kepala Madrasah lainnya juga mengeluh hal senada. Kata ibu guru berjilbab terang, dalam sebulan ada tiga sampai enam yang mengaku wartawan mendatangi Madrasah yang dipimpinnya. Tujuan mereka sebut ibu kepala madrasah itu nyaris sama yaitu kepentingan konfirmasi yang ujung-ujungnya minta bantuan.
Namun ungkap kepala Madrasah itu, orang orang tersebut apabila tidak dilayani selang beberapa hari kemudian akan datang lagi. Kali kedua itu, sebut kepala Madrasah sudah tidak "seramah" kedatangannya pertama dan hal yang diusung pun sudah bukan lagi persoalan bantuan, tetapi minta diperiksa buku kas Madrasah dan sampai mempersoalkan disiplin Madrasah.