aceh

Ada Simbol Pemberontakan di Alun-alun Kota Juang Bireuen

Senin, 12 Agustus 2024 | 08:41 WIB
Monumen Batee Kureng di Alun- alun Kota Bireuen. (AJ)

Darul Islam/Tentara Islam Indonesia atau DI/TII adalah salah satu yang melakukan perlawanan kepada Indonesia.

Kelompok yang dipimpin oleh ulama Kharismatik Tgk Daud Beureu'eh dalam menjalankan aksinya untuk mendirikan NII membangun sebuah Batalyon di pedalaman Bireuen.

Markas TII ini dikenal Batalyon Batee Kureng. Nama itu merujuk pada lokasi markas tersebut. Di lokasi itu terdapat sebuah bongkahan batu besar yang terlihat loreng. Karena loreng maka dinamai batu loreng. Lidah Aceh Batee Kureng.

 

Baca Juga: Pelindo Regional 1 Berhasil Raih Juara Trofeo Match HUT ke-79 RI

 

Batee Kureng diabadikan di Alun-alun kota juang. Batu seukuran anak gajah itu nangkring pada puncak monumen Batee Kureng. Tidak jauh dari monumen tersebut berdiri kokoh Tugu Juang.

Dikutip dari berbagai sumber, Tugu Juang yang oleh anak anak milenial menyebutnya Tugu Bireuen dibangun oleh pasukan Bawah Kendali Operasi atau BKO.

Prajurit TNI itu saat hendak berakhir tugas pada 1962 mendirikan sebuah tugu.

Nah, mengapa Batee Kureng dilestarikan di jantung kota juang. Berdampingan pula dengan tugu juang?

Monumen Batee Kureng Diresmikan oleh Kabulog Bustanil Arifin pada 8 Juni 1987 bertepatan dengan akan dilaksanakan Pileg. Peresmian monumen itu dihadiri pengurus Ormas, pejabat daerah dan tokoh "45".

Alasan dibangunnya Monumen Batee Kureng, untuk menghormati seorang tokoh DI/ TII, yaitu Tgk Abdul Hamid. Bekas Komandan Batalyon TII Batee Kureng yang juga dikenal "Ayah Hamid Batee Kureng" diajak oleh Kabulog Bustanil Arifin agar mendukung program Pemerintah Orde Baru.

Harapan Bustanil Arifin disahuti positif oleh Ayah Hamid Batee Kureng. Sebab itu pula dibangunlah monumen tersebut.

Memang batu menjadi mahkota monumen tersebut bukan batee kureng asli. Yang dipajang di puncak monumen hanya batu biasa yang diambil dari lokasi Batalyon Batee Kureng. Sedangkan batee kureng masih ada di lokasi tersebut. Batu itu tidak bisa dibawa karena besar dan berat.

Tugu Batee Kureng awalnya berada di Halaman Meuligoe Bireuen. Pada pinggang monumen tersebut dihiasi kalimat, "Gemilang Datang Padamu, Bila Tekat Kukuh Berpadu". Slogan yang lahir dari pemikiran "Pemuda Pancasila Bireuen" diadopsi menjadi moto Kabupaten Bireuen.

Halaman:

Tags

Terkini

Antrean Kendaraan di SPBU di Abdya Berangsur Normal

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:08 WIB