Harga Minyak Mentah Melanjutkan Koreksi Diseret Risiko Geopolitik di Timur Tengah Meningkat

photo author
- Selasa, 9 Januari 2024 | 15:13 WIB
Harga minyak mentah sempat tumbang karena penurunan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi.
Harga minyak mentah sempat tumbang karena penurunan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi.

realitasonline.id - Pada perdagangan kemarin harga minyak mentah sempat tumbang karena penurunan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi.

Baca Juga: Harga Minyak West Texas Itermediate Turun 0,15% Terdampar di Level US$ 73,70 Per Barel

Di sisi lain, kenaikan produksi OPEC yang mengimbangi kekhawatiran pasokan yang disebabkan oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Di mana kedua kontrak tersebut naik lebih dari 2% pada minggu pertama tahun 2024 karena risiko geopolitik di Timur Tengah meningkat setelah serangan Houthi Yaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Baca Juga: Ramalan Harga Minyak Mentah di Awal Tahun 2024 Bakal Diseret Risiko Geopolitik di Timur Tengah yang Terus Berlanjut

Sementara, harga minyak mentah melanjutkan koreksi setelah anjlok di awal pekan. Harga minyak WTI kontrak Februari 2024 di New York Mercantile Exchange turun tipis ke US$ 70,75 per barel dari penutupan perdagangan kemarin US$ 70,77%.

Kemudian, untuk harga minyak mentah WTI acuan Amerika Serikat (AS) ini turun 4,12% pada perdagangan kemarin dari posisi US$ 73,81 per barel pada Jumat (5/1).

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Menguat Tipis Setelah Gangguan di Ladang Minyak Utama Libya Menambah Kekhawatiran

Sedangkan harga minyak Brent kontrak Maret 2024 kemarin merosot 3,35% ke level US$ 76,12 per barel dari posisi akhir pekan pada US$ 78,76 per barel, Jumat (5/1).

Pada hari Minggu, meningkatnya pasokan dan persaingan dari produsen saingannya mendorong Arab Saudi untuk memangkas harga jual resmi (OSP) minyak mentah Arab Light andalan mereka ke Asia ke level terendah dalam 27 bulan pada bulan Februari.

“Hal ini meningkatkan kekhawatiran mengenai permintaan di Tiongkok dan juga permintaan global,” kata analis Price Futures Group Phil Flynn kepada Reuters. "Pasar saham berada pada awal yang lemah tahun ini dan berita dari Arab Saudi ini telah menyebabkan kejatuhan."

Survei Reuters pada hari Jumat menemukan bahwa produksi minyak OPEC meningkat pada bulan Desember karena peningkatan di Angola, Irak, dan Nigeria mengimbangi pengurangan yang berkelanjutan oleh Arab Saudi dan anggota aliansi OPEC+ lainnya.

Peningkatan ini terjadi menjelang pengurangan produksi OPEC+ lebih lanjut pada tahun 2024 dan keluarnya Angola dari OPEC mulai 2024. Ini merupakan faktor-faktor yang diperkirakan akan menurunkan produksi dan pangsa pasar pada bulan Januari.

“Jika kita hanya fokus pada fundamental, termasuk persediaan yang lebih tinggi, produksi OPEC/non-OPEC yang lebih tinggi, dan OSP Saudi yang lebih rendah dari perkiraan, tidak mungkin ada hal lain selain bearish pada minyak mentah,” kata analis IG Tony Sycamore. Tetapi, hal ini tidak memperhitungkan fakta bahwa ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali meningkat, yang berarti penurunannya terbatas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Cut Yuliati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cek Indikasi Kerusakan dan Perawatan Karet Pintu Mobil

Kamis, 27 Februari 2025 | 06:55 WIB

Ungkap Efek Mobil Jarang Digunakan

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:28 WIB
X