Taput - Realitasonline.id | Program Intercrop merupakan pola menanam tanaman kehidupan yang berdampingan dengan pohon Eukaliptus. Dalam konteks ini, Toba Pulp Lestari( TPL) mengenalkan program Intercrop dengan tanaman jagung, kepada mitra PKR dan Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan perusahaan, di Desa Ranggitgit Parmonangan Tapanuli Utara.
Dari hasil program itu, pihak TPL dengan mitra perusahaan di Desa Ranggitgit, telah melakukan panen perdana dihadiri Direktur TPL Monang Simatupang bersama Seathuraman (Regional Manager Sektor), Ronson Sianturi (Sektor Manager), Jubpri Sibuea (Humas Sektor), Jhonny Sitohang dan Maria Pasaribu (Community Development/CD Officer) TPL Sektor Aek Raja, serta perwakilan dari organisasi masyarakat, Forum Bangso Batak Indonesia (FBBI).
Kegiatan panen perdana ini dilaksanakan bertujuan untuk terus memperkuat pola kemitraan agar masyarakat sekitar merasakan manfaat positif dari kehadiran perusahaan. Program Intercrop dilakukan sejalan dengan visi perusahaan, yakni "Tumbuh dan Berkembang Bersama Masyarakat.”
Baca Juga: Laporan Keuangan Semester I 2023: Telkom Miliki Profitabilitas Net Income Margin 17,4 Persen
Menurut Monang Simatupang, jagung yang dipanen perdana tersebut ditanam menggunakan metode Intercrop. Hal ini merupakan bagian pembelajaran kepada petani, sekaligus mengajak petani mengimplementasikan pelatihan dan pendampingan yang telah diberikan.
"Program Intercrop ini diharapkan menjadi motivasi bagi masyarakat sekitar operasional dalam upaya mengoptimalisasikan lahan dan meningkatkan perekonomian masyarakat," ujar Monang di sela kegiatan panen (Jumat, 25/7/2023).
Sementara itu, Rudi Parsaoran Manalu, selaku mitra PKR yang menjalin kerjasama dan menerapkan program Intercrop jagung menyebut, sebelum metode tersebut diterapkan, mereka diberikan pelatihan dan pendampingan terlebih dulu.
Baca Juga: Gas Melon Menghilang di Pasaran Undang Perhatian Ketua DPRD Medan
Program penanaman jagung dengan metode intercrop dilakukan hampir di seluruh kawasan sektor perusahaan. Saat ini program intercrop dilakukan di kawasan PKR, yaitu Compartement ZF 418 Sektor Aek Raja dengan luas total 2 Ha. Dari luasan tersebut, 1 Ha diantaranya digunakan untuk penanaman jagung dengan metode intercropping.
Diakui Rudi, program intercrop sangat membantu dan mendukung perekonomian petani. Lahan ini sebelumnya tidak dapat menghasilkan apapun, akan tetapi dengan adanya program PKR dan intercrop, lahan ini bisa menghasilkan dan bisa mendukung perekonomian petani.
"Untuk program ini, TPL memberikan dukungan untuk implementasi program ini sejak awal. Mulai dari proses tanam, pupuk dan obat-obatan untuk tanaman jagung dan sehingga pada akhirnya hasil panen kali ini cukup memuaskan,"pungkas Rudi.
Baca Juga: Babak Baru Lampu Pocong, DPRD Medan: Uangnya Belum Semua Dikembalikan
Camat Parmonangan Sudarsono Toni Manalu mengatakan ,perhatian dan dukungan dari TPL sangat dibutuhkan oleh masyarakat, pemerintah juga akan berkolaborasi dengan perusahaan untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan masyarakat.