realitasonline.id I Brand ternama asal Vietnan, VinFast digadang – gadang akan mengudara di Indonesia. Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memberikan informasi terkini mengenai hal tersebut.
Kukuh mengatakan, mengenai rencana untuk rilis di Indonesia, VinFast baru saja melakukan komunikasi tahap awal sehingga belum ada komunikasi lanjutan dengan pihak Gaikindo terkait rencana ini,
“Baru datang sekali ke Gaikindo. Tapi saya gak tahu kalua ada rencana yang lain,” ujar Kukuh saat ditemui di acara pembukaan pameran GIIAS Bandung 2023 di Sudirman Grand Ballroom Kota Bandung, dilansir Realitasonline.id dari PikiranRakyat.com
Baca Juga: Penutupan GIIAS The Series : 18 Brand Otomotif Mejeng di GIIAS Bandung 2023.
Kukuh menambahkan, VinFast tidak hanya masuk ke Indonesia saja, ada kemungkinan besar VinFast akan mendirikan pabrik di sini.” Rencana itu (mendirikan pabrik di Indonesia) tidak diungkap.
Tapi memang ada plan untuk masuk ke Indonesia. Rencana itu bisa CBU (impor), CKD ( rakit), atau full production (produksi lokal). Tapi itu gak ada yang tahu, “ ucapnya Kembali.
Bergabung ke Gaikindo
Lebih lanjut Kukuh mengungkapkan, bahwa VinFast masih belum pasti bergabung ke Gaikindo. Sebab, tidak ada kejelasan dari mereka apakah brandnya terdaftar di Tanah Air. Apalagi, VinFast belum pernah mendaftarkan diri sebagai perusahaan otomotif baru yang masuk ke Indonesia.
Baca Juga: Opening GIIAS Bandung 2023: Bapenda Optimis Tembus Target Rp 1 Triliun Saat Penyelenggaraan.
“ Baru nanya-nanya, kira-kira gimana kalau masuk ke Indonesia? Apakah sudah daftar secara legal, perusahaannya sudah ada atau belum kita kan belum tahu. Mereka belum daftar, itu baru nanya-nanya, “ imbuhnya.
Yang pasti, kata Kukuh, apabila VinFast mau bergabung ke Indonesia silahkan saja karena memang potensi otomotif di Tanah Air juga semakin berkembang.
Baca Juga: GIIAS Bandung Diresmikan Hari ini, Simak Harga Tiketnya.
“Pasarnya gede, 220 juta orang. Selain itu rasio kepemilikan kendaraan kita masih rendah. 99 mobil per 1.000 penduduk. Artinya masih banyak potensi Masyarakat untuk beli mobil kalau rasionya mau dinaikan,” jelasnya.***
