Realitasonline.id | Ban udara telah digunakan selama lebih dari satu abad. Teknologi ini memberikan kenyamanan dan daya cengkeram yang optimal di berbagai kondisi jalan.
Ban tanpa udara (airless tire) dikembangkan untuk mengatasi risiko kebocoran. Struktur khususnya menjaga bentuk meski tanpa tekanan udara.
Michelin dan Bridgestone adalah dua produsen yang giat mengembangkan ban tanpa udara. Model awalnya telah diuji pada kendaraan militer dan sepeda.
Baca Juga: CCTV Ungkap Aksi Pembobolan Toko di Padangsidimpuan. Polisi Tangkap Pelaku
Keunggulan utama ban tanpa udara adalah ketahanan terhadap tusukan. Ini mengurangi risiko kecelakaan akibat ban bocor di tengah perjalanan.
Namun, ban tanpa udara masih menghadapi tantangan dalam kenyamanan. Struktur solidnya cenderung membuat getaran lebih terasa dibandingkan ban konvensional.
Daya tahan menjadi faktor penting. Meskipun tidak bocor, material ban tanpa udara harus cukup kuat untuk menahan beban dan abrasi dalam jangka panjang.
Baca Juga: Evolusi Lampu Mobil, Dari Halogen ke Laser
Biaya produksi masih tinggi. Teknologi baru ini membutuhkan material khusus dan desain yang lebih kompleks dibandingkan ban biasa.
Ban udara tetap unggul dalam fleksibilitas. Tekanan udara bisa disesuaikan untuk berbagai kondisi jalan, meningkatkan performa berkendara.
Beberapa produsen mobil mulai menguji ban tanpa udara di kendaraan listrik. Tanpa risiko bocor, ban ini bisa menjadi solusi efisien untuk masa depan.
Baca Juga: Tren Mesin Hidrogen, Masa Depan atau Sekadar Alternatif?
Ban tanpa udara memiliki potensi besar, tetapi masih butuh waktu untuk menyempurnakan performanya. Akankah ini menggantikan ban udara sepenuhnya? (EF).