BINJAI - realitasonline.id | Terlaksananya ekshumasi (gali kubur) terhadap bocah SD yang diduga tewas dianiaya, sampai saat ini jadi perbincangan masyarakat. Seperti diketahui bersama, pada bulan juni lalu di Kecamatan Binjai Barat, tim forensik Poldasu yang dipimipin oleh dr Mistar Ritonga SpF dari RS Bhayangkara melakukan otopsi dan puluhan personil turut hadir melakukan pengamanan di lokasi.
Kapolres Binjai AKBP Ferio Sano Ginting SIK MH ketika dikonfirmasi melalui seluler yang terhubung terkait bocah SD tewas di binjai diduga dianiaya dan dilakukan otopsi oleh tim forensik Poldasu menyampaikan kepada wartawan realitasonline.idpada Sabtu (6/8/2022).
"Koordinasi dengan Kasat Reskrim bang," katanya. Namun, untuk nomor kontak Kasat Reskrim tidak bisa terhubung lagi, nomor lama tidak bisa dihubungi.
Hasil pantauan di lapangan, giat Kapolres untuk menciptakan Binjai kondusif tampak kerja nyata, semua masalah terselesaikan, mulai dari penyalahgunaan Narkoba, bentrok OKP, semuanya beres.
Jauh beda dengan Humas, berulang ulang wartawan realitasonline.idmelayangkan konfirmasi kepada Kasi Humas Polres Binjai IPTU Junaidi melalui seluler yang terhubung terkait permasalahan yang ada di Binjai, namun selalu diabaikan, hingga perkembangan otopsi bocah SD dipertanyakan, namun tidak diperdulikan.
Seharusnya, penerima tunjangan jabatan (tunjab) humas dan sebagai penyampaian informasi kepada publik, itu bagian tugas humas sesuai Perkap No 16 tahun 2010 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dan Perkap No 24 tahun 2011 tentang revisi Perkap Nomor 16/2010.
M Jaspen Pardede selaku tokoh masyarakat berharap kepada Kapolres untuk segera menegur bawahanya kalau wartawan terhambat untuk konfirmasi, mau jadi apa Binjai ini ke depan, pungkasnya. (EW)