Realitasonline.id - Jakarta | Sinergitas TNI AL, BNN dan Bea Cukai, serta Polda Kepri (Kepulauan Riau) gagalkan penyelundupan sabu.
Ini merupakan jumlah barang bukti sabu terbesar sepanjang sejarah Indonesia, yaitu seberat 2 ton.
Dua Kapal Perang TNI AL, KRI Surik-645 dan KRI Silea-858 berperan dalam penggagalan yang terjadi di perairan laut Indonesia di Selatan Tanjung Piai, perbatasan Indonesia - Malaysia, kemarin.
Dalam pengungkapan kasus ini diamankan 6 tersangka terdiri dari 4 orang warga negara Indonesia (WNI) yakni HS, LC, FR, dan RH.
Sementara ada dua warga negara asing (WNA) asal Thailand, berinisial WP dan TL.
Pengungkapan kasus ini berawal dari informasi penyelundupan sabu yang akan melintas di wilayah perairan Indonesia dengan menggunakan kapal tanker tersebut diperoleh melalui laporan intelijen.
Kemudian diolah dengan proses analisa hingga Tim Gabungan melakukan pemetaan dan observasi di sepanjang perairan Kepulauan Riau.
Pada Rabu (21/5/2025) pukul 00.05 WIB, tim gabungan menghentikan Kapal Tanker Sea Dragon Tarawa di tengah laut karena diduga kuat sebagai target operasi.
Pada saat penggeledahan, Tim Gabungan menemukan 31 kardus berwarna cokelat berbungkus plastik bening berisi puluhan bungkus plastik kemasan teh Guanyinwang warna hijau.
Baca Juga: Karena Narkoba, Ketua FPI Desak Kepala Lapas Binjai Rotasi Jajaran Keamanan
Bungkusan tersebut berisi serbuk kristal yang diduga mengandung Narkotika jenis sabu.
Selain itu Tim Gabungan juga menemukan 36 kardus berwarna cokelat pada tangki bahan bakar bagian bawah kapal.
Sehingga total keseluruhan barang bukti yang ditemukan di kapal Sea Dragon Tarawa berjumlah 67 kardus berisi 2.000 bungkus sabu.
Pangkoarmada I Laksda TNI Fauzi mewakili Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali menghadiri konferensi pers di Dermaga Pangkalan Bea Cukai, Tanjung Uncang Batam.