Tengku Nurmaliah yang mendampingi cucunya berharap semoga program ini terus dilaksanakan secara rutin di Asrama Haji Medan dan menjangkau lebih banyak anak‑usia dini agar tumbuh generasi yang memahami dan mencintai ibadah haji sejak awal.
Demikian juga Mustika Dewi Lestari orang tua dari Natya Zeera Muammar menuturkan anaknya senang mengikuti manasik haji untuk pertama kali yang mengajarkan gerakan-gerakan ibadah haji dan ada adabnya.
“Anak saya sangat senang memakai kostum ihram mini dan mengikuti simulasi tawaf. Saya merasa ini pengalaman pertama yang begitu bermakna untuknya. Jadi tahu bahwa haji itu bukan sekadar naik pesawat tapi ada gerakan‑dan‑adabnya. Terima kasih kepada guru, panitia Asrama Haji Medan yang mengadakan kegiatan ini.”
Baca Juga: Majelis Taklim Muslimah Asri Deli Serdang Sehat Bina Keimanan Masyarakat
Demikian juga salah seorang Kepala Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Paud Salsabilah Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan, Atik Pohan merasakan antusias anak didiknya mengikuti kegiatan ini yang ternyata bisa digabungkan antara pelajaran dengan bermain.
"Saya melihat antusiasme anak‑anak sangat tinggi. Mereka tertawa, bertanya, ingin memegang miniatur Ka’bah, bahkan usai kegiatan masih menyanyi lagu manasik bersama teman‑teman. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran agama bisa digabung dengan bermain, sehingga anak tetap aktif dan memahami.”
Salah seorang murid dari YPI Salsabila Muhammad Yasyfi Nata (5) bilang kalau manasik haji seru. Buatnya manasik ini menarik minatnya kalau sudah besar ingin berhaji.
“Yasyfi sama kawan-kawan berbaris,berjalan, naik ke atas‑atas (miniatur) dan lempar batu kecil‑kecil itu. Seru! Nanti saya besar jadi haji seperti atok dan nenek", bilangnya.
Ditanya cita-citanya, ia ingin jadi tentara.
"Kalau besar mau jadi tentra (tentara)", ucapnya malu-malu.(IW)