Rektor USU bersama Wakil Rektor Bidang Pengelolaan Aset dan Usaha USU Luhut Sihombing, Direktur Internasionalisasi dan Kemitraan Global Prof Himsar Ambarita dan Direktur Digitalisasi dan Integrasi Sistem Emerson Pascaswira Sinulingga, kemudian mengunjungi dan mengakses fasilitas teknologi pengolahan aluminium terbesar di Cina yang dimiliki oleh Shandong Nanshan Aluminium Co., Ltd., (Nanshan Group) yang akan membangun smelter pengolahan bauksit di wilayah Bintan dengan nilai investasi sebesar US$5 miliar (sekitar Rp54,9 triliun).
Baca Juga: HATI-HATI!! Perhatikan Ini 5 Kesalahan Saat Rawat Kulit Breakout
“Dengan kunjungan ini kita berharap bisa mencapai kerja sama agar USU memiliki kapasitas riset yang kuat, suasana akademik yang kental dengan teknologi terapan ke industri yang pada akhirnya akan menghasilkan lulusan yang siap bekerja di industri yang membutuhkan lulusan sarjana terampil khususnya pada industri yang merupakan hasil investasi modal luar negeri,” ujar Prof Muryanto Amin.
Rangkaian kunjungan kerja Rektor USU di Cina kemudian dilanjutkan dengan pertemuan di Yantai University yang berlokasi di Yanta Provinsi Shandong China.
Tim USU diterima oleh pemimpin tertingginya Prof Song Zhongmin dan Mr Wu Hongjun beserta seluruh jajaran pimpinan YU lainnya.
YU sendiri ingin mengembangkan kerja sama dengan perguruan tinggi di ASEAN dan telah bekerjasama dengan Malaysia, Thailand dan Filipina namun belum terjalin kerja sama dengan perguruan tinggi dari Indonesia. Sehingga YU berminat bekerjasama dengan USU sebagai mitra pertama di Indonesia.
Baca Juga: Harga Mobil Ini Berkisar 40-100Juta, Cocok untuk di Kota dan Pedesaan, Review Fiturnya
Prof Muryanto Amin menjelaskan setelah berdiskusi dengan cukup intens, beberapa usulan kerja sama yang akan dilaksanakan di antaranya program international staff mobility, membuat joint degree program di tingkat pascasarjana, penjajakan dosen YU melanjutkan pendidikan doktoral di USU dan melaksanakan international summer course di USU.
Rektor optimistis dengan dukungan dari HK Haibin Education Group Limited China, kunjungan kerja sama ini akan menghasilkan kolaborasi yang saling menguntungkan bagi USU dan universitas-universitas yang ada di Cina.
Haibin Education Group sendiri telah mendirikan pusat pengajaran independen di Bali untuk memberikan layanan belajar di luar negeri yang lebih nyaman bagi para mahasiswa khususnya yang berasal dari Cina.
Kerja sama yang telah terjalin dengan USU diharapkan juga mampu mendorong pertukaran budaya dan pendidikan antara Tiongkok dan Indonesia, khususnya mendorong proses internasionalisasi USU untuk memiliki keunggulan akademik yang dibutuhkan dalam mengisi bonus demografi Indonesia, melaju menuju Indonesia Emas 2045. (AY)