Baca Juga: Nikson Nababan Hadiri Gebyar Muharram di Pematangsiantar, Sampaikan Pesan Pluralisme
Laila menuturkan, dia berhaji lebih awal karena menggantikan ibundanya yang meninggal dunia yang seharusnya berangkat tahun 2022 ditunda (karena Covid-19), hingga tahun ini berangkat. Sementara setelah mendaftar, jadwal seharusnya keberangkatannya sendiri sekira 20 tahun mendatang
" Pelayanan di Armuzna begitu memuaskan, kayak di Arafah, makanan, minuman serta buah melimpah. Ga tau lah, banyak dari petugas haji, tapi saya melihat banyak juga datang dari sedekah orang. Sama, di Mina juga makanan melimpah," ungkapnya (tanpa direkayasa), seraya mengatakan kalau KBIHU tempatnya manasik juga ikut berperan dalam membimbing rangkaian ibadahnya selama di Tanah Suci.
Kata Laila yang mempunyai 3 orang putra/putri dan suami seorang guru sebagai PPPK, bercerita, melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci penuh pengalaman spritual luar biasa disamping membutuhkan kekuatan fisik, latihan dan belajar manasik perlu dilakukan sebelum berangkat.
"Alhamdulillah, dikelompok regu, saya lah yang paling muda. Banyak jemaah, karena faktor usia, tidak bisa melaksanakan ibadah secara maksimal. Seperti saat melontar jumrah, banyak yang mewakilkan. Tapi sebaliknya, ketika hendak mabit, banyak juga jemaah yang masih muda ikut proses murur (tidak turun saat sampai di Muzdalifah, hanya didalam bus berhenti sebentar, dan melanjutkan menuju Mina)," ucap anggota KBIHU Rhaudatusholihin Bandar Khalifah Percut Sei Tuan ini yang memilih mabit.
Selain itu, dia juga memahami kalau tahun ini jemaah yang melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci sangat padat. Sehingga, dia menyebut harus benar-benar bisa mencari posisi yang terbaik dikala beribadah, seperti thawaf bisa melakukannya di lantai atas dikala lantai dasar sangat melimpah. Apalagi dia bilang, memaklumi kalau ibadah Arbain di Masjid Nabawi tak dapat penuh dilaksanakannya di 40 waktu Sholat, karena mungkin saja begitu padatnya jadwal bergerak ke Makkah maupun sebaliknya kepulangan jemaah haji ke Tanah Air
Saat ditanya terkait pelayanan di Asrama Haji Medan, secara spontan dia menuturkan pelayanannya begitu memuaskan. "Mantap pak, kita betul-betul diperhatikan" ujar Laila yang seorang guru SMKN 1 Medan ini menutup.
Informasi yang diterima dari Debarkasi Medan, dalam Kloter 12 tercatat 2 orang jemaah haji wafat asal Kabupaten Deli Serdang, dan 1 orang menunda kepulangan karena sakit masih dirawat di RSAS King Fahad Madinah.(IW)