Realitasonline.id - Medan | Banjir yang melanda beberapa kabupaten kota di Sumut beberapa hari terakhir, diakibatkan curah hujan tinggi, sehingga dampaknya terjadi longsor dan banjir bandang, seperti halnya di Kota Medan, Binjai dan Deli Serdang bertepatan dengan pemungutan suara pilkada serentak, 27 Nopeember 2024.
Kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) wilayah I Sumut Hendro Nugroho didampingi Kepala BPBD Sumut Yuyun dan Zuhra Harvina (Diskominfo Provsu) memaparkan kondisi hidrometologi dibulan Nopember atau Desember dirasakan masyarakat Sumatera Utara.
"Kita sama-sama rasakan kondisi cuaca, sedang tidak baik-baik saja, karena disaat kita menyambut Pilkada dengan sukacita, tetapi ada duka di antara teman-teman saudara-saudara kita yang ternyata terkena longsor maupun banjir," ujarnya.
Baca Juga: Jakarta Timur Dikepung Banjir, 47 RT Terendam
Terkait bencana alam banjir dan longsor tersebut, lanjut Hendro, pihaknya jauh-jauh hari sudah memberi semacam peringatan bahwa puncak musim hujan di Sumatera Utara itu terjadi bulan Oktober, November dan Desember dan sekarang lagi puncak-puncaknya. Hal ini sudah disampaikan pada 2 Oktober 2024 pada saat ini kita dalam kondisi musim hujan memasuki puncaknya, karena selain musim hujan, ditambah adanya angin muson Barat dan dengan kondisi global yang menambah curah hujan di Sumatera Utara semain tinggi.
Disebutkan, kondisi puncak musim hujan yang kedua kita memasuki arak-arakan awan dari Barat ke Timur dan samudra ke 7 Pasifik fase 2 dan 3. Ini juga berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan, jadi sudah ada modul. Kemudian ditambah beberapa hari terakhir ini ya kita menghadapi angin tidur Aceh. Dampak tidak langsung dari siklus properti membawa sinkronik itu pertemuan awal pembelokan awan dan sehingga menambah masa udara lembab yaitu masa hujan awan-awan hujan dan Sumatera Utara.
"Faktor-faktor inilah yang berinteraksi dan menambah akumulasi kejadian hujan yang kemarin seminggu terakhir dan ini masih berpotensi dalam waktu kami berdefinisikan, dalam seminggu kedepan menjadi pelajaran hujan di bulan November dan Desember 2024. Pada umumnya dalam kategori menengah hingga tinggi berkisar antara 201 sampai 500 mm.Curah hujan itu diukur dalam satu satuan meter jadi ketinggiannya 21 sampai 500 mm.
Baca Juga: Dewan Pengawas Perumda Tirtanadi Andry Mahyar Sebut Longsor di Sibolangit Akibat Perambahan Hutan
"Bisa dibayangkan diperkirakan daerah-daerah yang memiliki curah hujan sangat tinggi meliputi sebagian Kabupaten Tapanuli Tengah yaitu bulan November terakhir hujan bulan
Desember. Pada umumnya terhadap kategori menengah berkisar antara 1013 300 mm yaitu bulan Desember sudah mulai menurun," ungkapnya.
Disebutkan juga, daerah diperkirakan memiliki curah hujan kategori tinggi meliputi sebagian kabupaten sehingga lihat Asahan, Hasundutan, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, Langkat, Mandailing Natal, Tapanuli Utara dan Toba. Kami kemarin sudah mentabulasikan curah hujan yang berdampak pada bencana yang terjadi di Sumatera Utara, 1 November 2024 menyebabkan banjir di Kabupaten Asahan curah hujannya udah 81 MM curah hujan diatas 50 mm itu dikategorikan lebat diatas 100 MM itu dikategorikan sangat lebat dan diatas itu ekstrem/
Kemudian dibulan November banjir di Kabupaten Langkat curah hujannya 101 MM dan 12 November banjir di Kota Medan dengan curah hujan 52 mm, 16 November 2024 banjir bandang di Kabupaten Samosir curah hujan 32 MM, 17 November di Kabupaten Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Simalungun dan Labuhanbatu 75 MM, 21 November banjir dan longsor di kota Medan dan di Kabupaten pandemi rata itu fase-fase 93 mm dan 62 mm, 22 November banjir di kabupaten 47m.
Baca Juga: Satu Keluarga Ditemukan Tewas Tertimbun Longsor, Korban Lainnya Dievakuasi ke RSUD Sibuhuan
Puncaknya 23 Desember di Kabupaten Padang lawas curah hujan 196 mm sudah sangat ekstrim sekali banjir bandang di Kabupaten Tapanuli Selatan Kabupaten Serdang longsor di Kabupaten Karo itu disebabkan karena curah hujan 86 mm dan banjir ini pencetak rekor di kabupaten curah hujannya 240 MM tertinggi ini adalah peta potensi banjir dan longsor di bulan November di Sumatera Utara, itu berpotensi sangat tinggi yang kemarin terjadi yang di Karo kemudian di Deli Serdang dikategorikan tinggi.
terjadinya longsor, lanjut Hendro, salah satu pemicunya curah hujan yang tinggi misalkan dibulan Desember atau bulan Januari curah hujan sudah semakin turun, karena kelembaban, kejenuhan tanah terhadap air itu sudah jenuh, sehingga sedikit saja tambahan air itu akan mengakibatkan longsor. "Longsor yang terjadi pada 27 Nopember 2024 di Sibolangit akibat curah hujan yang tinggi mencapai 88 MM dan kejenuhan air.