Realitasonline.id - MEDAN | Para lulusan sarjana USU diharapkan berperan memberikan kontribusi membangun budaya digital yang produktif, terutama mengurangi dan mengatasi dampak negatifnya.
Rektor USU Prof Muryanto Amin, Jumat 29/11/2024, mengatakan hal itu pada acara wisuda 2602 lulusan sarjana USU yang telah menyelesaikan pendidikan tingginya mulai Agustus hingga Oktober 2024.
"Harus disadari bersama, dampak negatif teknologi digital berkaitan dengan interaksi kemanusiaan yang tidak mendukung pembangunan peradaban," ungkapnya.
Baca Juga: BRI Perluas Inklusi Keuangan di Asia Tenggara, Luncurkan BRImo di Timor Leste
Lebih lanjut Muryanto mengatakan dengan mengikuti berbagai kursus di platform seperti Google, Microsoft, Coursera, dan LinkedIn Learning, dapat membantu meningkatkan keterampilan digital, seperti penguasaan perangkat lunak dasar, media sosial, digital branding, digital project management, serta kecerdasan buatan (AI) dan big data.
Menurutnya, melalui teknologi, semua bisa bekerja tanpa batasan geografis.
Platform seperti Slack dan Microsoft Teams memungkinkan kolaborasi yang efisien, mempercepat inovasi, dan meningkatkan produktivitas.
"Selain itu, budaya digital yang baik harus mendorong kreativitas dan eksperimen untuk menghasilkan ide-ide baru yang inovatif," tutur Muryanto lagi.
Baca Juga: Kapolres Padangsidimpuan Pimpin Monitoring TPS, Pastikan Situasi Tetap Kondusif
Muryanto menjelaskan, setiap individu perlu memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya melindungi informasi sensitif dan menjaga privasi serta menjunjung tinggi etika digital.
Semua harus bijak dalam berbagi informasi dan menghindari penyebaran hoaks atau pelanggaran hak cipta, untuk menciptakan lingkungan digital yang sehat dan terpercaya.
"Era digital memaksa semua orang sangat mudah terjebak dalam rutinitas yang sepenuhnya berbasis teknologi," jelasnya.
Namun harus diingat, kesejahteraan fisik dan mental adalah prioritas. Teknologi seharusnya membantu kita, bukan menggantikan interaksi dan pengalaman kehidupan nyata yang membentuk kita sebagai pribadi yang utuh, jelasnya lagi.
Dia juga mengimbau, untuk membangun budaya digital yang baik, semua orang perlu memiliki mindset yang terbuka terhadap perubahan dan perkembangan teknologi.