Keberhasilan perempuan dalam mendukung kemajuan bangsa saat ini nyata dan terlihat bahkan, sebelum Indonesia meraih kemerdekaan. Perempuan dengan sensisivitas dan kepekaan sosial menjadi ujung tombak dan elemen penting yang menjadi kekuatan kolektif bangsa pada masa-masa sulit.
“Perempuan Indonesia adalah perempuan tangguh dan berdaya yang mampu mewarnai segala proses dalam memajukan bangsa yang lebih baik dan sejahtera,” katanya.
Namun demikian, lanjut Sri, masih ada tantangan besar yang dihadapi perempuan Indonesia, memulai dari stigama negatif, peminggiran, diskrimasi, serta kekerasan, termasuk akses pendidikan yang setara dan peluang kerja yang adil.
Oleh karena itu, dalam peringatan Hari Ibu ini sebagai catatan emas tentang rekam jejak perempuan Indonesia guna membangun kepekaan sosial dan gotong-royong yang perlu digelorakan dan digaungkan. Salah satu wujud implementasinya dengan melakukan kunjungan ke Lapas Kelas IIA Perempuan ini.
“Saya sangat bangga dan terharu, di tengah sulitnya tantangan yang dihadapi mampu bertahan dan bangkit dari keterpurukan. Kami sangat yakin pembinaan di lapas ini mengajarkan berbagai kegitan positif. Keterampilan menjadi modal bagi mereka ketika sudah keluar dari lapas,” katanya.
Kunjungan kali ini turut dihadiri oleh Pj. Ketua Dharma Wanita Persatuan Yulia Effendy Pohan, Ketua Ikatan Adhyaksa Dharmakarini Asti Idianto, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Sumut, Sri Suriani hadir pada kesempatan itu. Mereka membaur bernyanyi dan bergembira bersama ratusan warga binaan. (AY)