Realitasonline.id - Medan | Rektor UMA Professor Dadan Ramdan mengatakan kalau saat ini penyebarluasan tentang informasi sangat terganggu karena adanya media sosial. Dalam hal itu, dia mengajak wartawan untuk membangun pendidikan dalam penyebarluasan informasi akademik.
"Sekarang informasi terganggu dengan medsos dan sebagainya. Kadang-kadang terbalik, yang benar jadi salah, yang salah jadi benar. Di share-share sana sini tidak dicek terlebih dahulu," kata Prof Dadan, didampingi Wakil Rektor II, (Dedi Syahputra), dan Kabid Humas UMA (Zarina Alfandri), saat temu ramah bersama wartawan di Kecamtan Deli Tua Sumatera Utara, (24/2/2025).
Sebagai rektor di kampus yang kini sudah berperingkat unggul berdasarkan BAN PT (Badan Akreditasi Nasional- Perguruan Tinggi) pada Januari 2025 lalu, Prof Dadan Ramdan merasa peduli terhadap pendidikan di Sumatera Utara dan terkhusus Universitas Medan Area.
"3 kali kita gagal, periode keempat kita berhasil akreditasi unggul). Jadi berat untuk mendapatkan peringkat unggul," kata Rektor UMA.
"Maunya semua di Medan semuanya (kampus) maju kalau bisa unggul, tidak boleh sebagian. Pendidikan kita di Sumatera Utara harus masih ditingkatkan," sambung rektor UMA yang bergelar lengkap Prof. Dr. Dadan Ramdan, MEng, MSc.
Selanjutnya Prof Dadan menyebutkan kalau Universitas Medan Area diantara 5 perguruan tinggi yang unggul di kota Medan telah memenuhi persyaratan di PD Dikti (Pangkalan Data-Pendidikan Tinggi) antara lain:
1. Tidak ada program studi yang bermasalah.
2. Jumlah pengajar per-prodi (program bidang studi) minimal 5 dosen.
3. Ratio antara mahasiswa dan dosen (1:25).
4. Di seluruh dosennya bergelar dokter bahkan professor.
5. Membuka program belajar untuk Mahasiswa Asing.
"Persyaratan yang sudah memenuhi di PD Dikti. Yang pertama tidak ada program studi yang bermasalah akreditasinya, mencukup standard bahkan melampui standard. (Penilaian) UMA itu sudah 3,6 rata-ratanya," jelas Prof Dadan.
"Keunggulan UMA saat ini adalah kita punya mahasiswa asing. Data terakhir kita punya 38 orang." pungkasnya. (Mukhtar Habib)