Tim PPUPIK Kolaborasi Agredusains ke Syifa Hidroponik Medan

photo author
- Senin, 10 Agustus 2020 | 17:18 WIB
Bambang Hermanto dan tim PPUPIK saat berada di kebun hidroponik Syifa. (Foto/Ist)
Bambang Hermanto dan tim PPUPIK saat berada di kebun hidroponik Syifa. (Foto/Ist)

MEDAN - realitasonline.id | Dalam meningkatkan usaha hidroponik UMN Al Washliyah melakukan kegiatan benchmarking. Kegiatan ini dilakukan oleh Tim Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) Kolaborasi Agredusains ke Syifa Hidroponik yang dikelola oleh pakar hidroponik, Suandi Raden.Tim PPUPIK Kolaborasi  Agredusains yang diketuai Dr Bambang Hermanto yang juga dekan Fakultas Pertanian UMN Al Washliyah.

Bambang Hermanto selaku ketua pelaksana PPUPIK Kolaborasi Agredusains menjelaskan kegiatan PPUPIK ini didanai oleh Kementrian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional pada tahun 2020 selanjutnya UMN Al Washliyah dalam beberapa tahun terakhir telah memiliki tanaman hidroponik dengan memgadopsi hidroponik sistem DFT di wilayah kampus.

Hidroponik yang dikembangkan berbentuk vertikultur memiliki 4 tingkat pipa sepanjang 17 meter di kedua sisi rumah kasa dan 780 lubang dengan jarak antar lubang 20 cm sehingga menghemat tempat dan memiliki hasil yang cukup banyak dalam sekali panen.

"Dari kegiatan ini kami memperoleh banyak informasi tentang bagaimana memvariasikan tanaman hidroponik dalam area yang sempit sehingga kami akan mengaplikasikan ilmu ini di UMN Al Washliyah untuk memperoleh hasil panen yang semakin banyak," kata Bambang Hermanto pada Senin (10/8/2020).

Sementara Suandi Raden, pakar hidroponik sekaligus pemilik Syifa Hidroponik menjelaskan disain hidroponik yang dikembangkan UMN Al Washliyah yang dibawah komando Bambang Hermanto yaitu air pupuk yang dipompa membawa oksigen ke dalam pipa sehingga dapat membantu dalam proses fotosintesis. 

Kemudian, lanjutnya, sistem DFT ini memiliki sedikit genangan air di dalam pipa, sehingga tanaman dapat bertahan meskipun saat listrik padam. "Kekurangan dalam sistem DFT yaitu genangan air akan menimbulkan jentik-jentik nyamuk, namun dapat dicegah dengan memberikan bubuk Abate ke dalam air pupuk yang digunakan," jelas Suandi Raden yang menambahkan lumut akan banyak tumbuh di dalam pipa paralon dan bak penampungan air.

Oleh karena itu disarankan sebaiknya setelah panen dilakukan pembersihan dalam pipa dengan menggunakan sikat magnet yang sering digunakan dalam aquarium ikan hias.
"Saya bangga tim PPUPIK Kolaborasi Agredusains dengan semangat jiwa muda, mereka mau belajar dan terus meningkatkan ilmu pengetahuan di bidang hidroponik sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi mahasiswa UMN Al Washliyah," ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kota Medan Kirim 5 Armada Damkar ke Aceh Tamiang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43 WIB

UMP Sumut 2026 Naik 7,9 Persen Kini jadi Rp3.228.971

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:07 WIB
X