Untuk mewujudkan hal itu, Bobby Nasution sangat mengharapkan dukungan penuh BPK RI Perwakilan Sumut. “Kami mengharapkan BPK terus melakukan pendampingan agar LK Pemko Medan senantiasa transparan dan akuntabel sesuai dengan standar akuntansi pemerintah (SAP) serta peraturan yang berlaku,” harapnya.
Baca juga: DPRD Sumut Tinjau IPA Sunggal, PDAM Tirtanadi Dapat Dukungan
Bobby Nasution juga mengingatkan kepada seluruh jajaran Pemko Medan tidak cepat puas dengan keberhasilan ini, justru harus harus dijadikan sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan kinerja lagi kedepannya. Sebab, Bobby Nasution menjadikan keberhasilan meraih predikat opini WTP menjadi target yang harus dipenuhi sehingga Pemko Medan kembali mendapatkan predikat yang membanggakan tersebut.
Keberhasilan Bobby Nasution membawa Pemko Medan meraih predikat opini WTP LHP atas LKPD dari BPK RI Perwakilan Sumut, dinilai Teddy Firman Supardi SIP dari Spire Research and Consulting Jakarta, sebagai sinyal yang bagus bahwasanya kepemimpinan Bobby Nasution telah berhasil mengartikulasikan semua kelebihan yang ada pada dirinya. Apalagi, beberapa Wali Kota sebelumnya tercitrakan tersangkut kasus korupsi.
“Jadi, Bobby Nasution punya beban yang berat untuk bisa mengartikulasikan sumber daya yang ada dalam dirinya. Kalau bisa dikatakan, apa yang telah dilakukan Bobby Nasution bisa dikatakan berhasil. Di samping itu juga, Bobby Nasution ingin menjawab ekspektasi publik yang berharap sangat besar terhadap dirinya,” jelas Teddy.
Seperti diketahui, ungkap pria yang juga pengamat kebijakan publik, Kota Medan cukup strategis dan sebagai top of mind sekaligus parameter kota di Sumatera. Selanjutnya dengan hastag Kolaborasi Medan Berkah yang diusung Bobby Nasution, jelas Teddy, dinilai mampu mendorong terwujudnya government 4.0 dengan kata kuncinya kolaborasi.
“Artinya, Pemko Medan bisa berkolaborasi dengan semua sektor. Semuanya harus diartikulasikan dalam kerangka kemitraan baik ke depannya. Apalagi, yang harus dicatat di Kota Medan adalah prinsip-prinsip pemerintahan yang bersih, sehingga mendorong tata kelola pembangunan yang baik di Kota Medan,” ungkapnya.
Selain itu keberhasilan yang dipersembahkan Bobby Nasution itu, jelas Teddy, juga sebagai bukti bahwa kepemimpinannya selama 100 hari di luar ekspektasi banyak orang. Sebagai contoh, imbuhnya, upaya Bobby Nasution mengembalikan cagar budaya di kawasan Kota Lama Kesawan yang dibangun ulang para pelaku bisnis dengan menghilangkan esensi histori dan budayanya.