“Terus membaik, seluruh komponen utama permintaan dan penawaran membaik. Tiongkok jelang Hari Raya Imlek meningkatkan permintaan CPO (crude palm oil), pertanian beberapa komoditas utama memasuki musim panen, hanya saja sektor perdagangan domestik masih kontraksi karena adanya PPKM Mikro sepanjang triwulan I 2021,” kata Soekowardojo.
Di tahun 2021 inflasi Sumut diperkirakan akan meningkat seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian. Walau begitu, inflasi Sumut diproyeksikan masih di rentang sasaran nasional yaitu 3%±1%. “Setelah implementasi vaksin, mobilitas masyarakat akan meningkat, perekonomian akan berjalan lebih baik, aktivitas dunia usaha kembali pulih, pembukaan lapangan kerja, pekerjaan proyek infrastruktur kembali meningkat,” tambah Soekowardojo.
Sementara itu, Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko Bidang Perekonomian Ferry Irawan mengatakan, pangan yang harganya bergejolak (volatile food) mempengaruhi inflasi di Sumut, terutama cabai merah. Menurut Irawan, sangat penting menjaga ketersediaan dan stabilitas harga cabai merah.
“Secara historis, cabai merah penyumbang inflasi/deflasi utama, penting kita perhatikan daerah utama penghasilnya seperti Batubara, Karo, Simalungun, Dairi, dan Langkat, agar menjaga kesinambungan pasokan. Selain itu, daging ayam ras, minyak goreng dan ikan juga penyumbang inflasi/deflasi,” kata Irawan.
Rapat ini dihadiri Wakil Ketua DPRD Sumut Harun Mustafa Nasution, Kepala OPD terkait, Tim TPID Pemprov Sumut dan Bupati Banyuwangi selaku narasumber. Secara virtual dihadiri oleh Bupati/Walikota selaku Ketua TPID se-Sumut, dan Tim TPID kabupaten/kota. (AL)