Sementara itu mengutip dari situs kesehatan biorxiv.org, menyebutkan bahwa ASI dapat mencegah dan mengobati Covid-19. Hal ini diungkap oleh seorang ilmuwan China Profesor Tong Yigang dari Beijing University of Chemical Technology.
Prof Tong memimpin riset dan melakukan studi ini dengan mengumpulkan ASI sejak tahun 2017, jauh sebelum terjadinya pandemi, dan dicobakan pada jenis sel bervariasi dari sel ginjal hewan hingga sel paru-paru dan usus anak muda.
Hasilnya pun sama, dan sebagian besar strain virus yang hidup terbunuh oleh ASI. Diungkapkan bahwa "ASI mampu memblokir bahkan replikasi virus setelah masuk," tulis penelitian tersebut.
Hasil penelitian ini bertentangan anggapan sebelumnya bahwa menyusui dapat meningkatkan risiko penularan Covid-19. Menurut laporan media China, bayi baru lahir di Wuhan dipisahkan dari ibu yang positif Covid-19 dan diberi makan dengan susu formula sejak Februari 2020.
Penelitian yang dilakukan Prof Tong sejalan dengan studi World Health Organization (WHO) yang meminta para ibu menyusui agar meneruskan memberikan ASI meski mereka positif Covid-19.
Dalam penelitian itu Prof Tong melibatkan 46 ibu menyusui terinfeksi Covid-19 tetapi anaknya tidak terinfeksi dari menyusui.
Dalam penelitian ini Prof Tong Yigang dan rekannya mencampurkan beberapa sel sehat ke dalam ASI manusia, kemudian mencuci ASI dan mengekspos sel tersebut ke virus.
Mereka mengamati hampir tidak ada pengikatan atau masuknya virus ke sel-sel ini, dan pengobatan juga menghentikan replikasi virus dalam sel yang sudah terinfeksi. Mereka menyimpulkan bahwa infeksi dapat dihalau oleh ASI, yang diketahui memiliki efek menekan pada bakteri dan virus seperti HIV.