Terkait penanganan pengungsi ini, ada penjelasan dari pihak UNHCR di Jakarta dengan alamat email [email protected] dari seorang petugas di UNHCR Indonesia bernama Tria melalui pesan WhatsApp mengatakan proses resettlement memang tidak mudah dan keputusan final ada di pihak negara yang mau menerima. Dari sebelum pandemi kuotanya memang selalu lebih sedikit dari jumlah pengungsi yang ada. Makanya kepindahan para pengungsi memang ada proses dan pertimbangan dari negara penerima. Demikian tulisnya melalui pesan WhatsApp.
Sementara itu informasi yang diperoleh dari sejumlah pengungsi yang tinggal di Jalan Dr Mansyur Gang Sehat Padang Bulan Selayang I Kecamatan Medan Selayang Kota Medan mengaku bingung saat pemerintah masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, ternyata masih ada proses untuk imigran.
Menurut informasi dari beberapa orang imigran yang tidak ingin disebutkan namanya, beberapa orang dari negara berbeda datang dari Jakarta ke Medan dan mendapatkan proses. Hal itu disebutkan Adam (nama disamarkan - red).
"Hari ini ada 5 orang mendapatkan proses, mereka datang dari Jakarta, ada orang Afganistan dan Somalia," sebutnya.
Sementara Aqila, wanita tua yang mengaku telah lelah menanti dan tidak juga mendapatkan proses. "Aku lelah, setiap hari aku harus mendapatkan suntikan insulin, sehari tiga kali suntikan. Di sini kami tidak bisa kerja. Anak-anak kami juga tidak mendapatkan pendidikan. Setiap bulan kami hanya dapat Rp.1.250.000 dari IOM. Tapi, itu tidak cukup untuk biaya hidup kami untuk sebulan. Pak Presiden Jokowi, tolong kami," ungkapnya. (AL)