Benny menambahkan, sembari terus mematangkan persiapan revitalisasi Lapangan Merdeka, Pemko Medan juga melakukan sosialisasi-sosialisasi untuk merekolasi bangunan-bangunan yang ada di Lapangan Merdeka ke tempat lain.
"Inilah yang tengah disiapkan kajiannya. Di sana ada Merdeka Walk, ada tempat parkir, kantor polisi, ada pedagang buku, ada juga kantor milik Pemko Medan. Tidak hanya disain yang kita pikirkan. Walau mereka ditempatkan di lokasi yang sama, misalnya di bassement, tapi 'kan butuh pembicaraan. Yang bertugas untuk membicarakan ini adalah Badan Pengelola Kawasan Kota Tua Kesawan," ucapnya.
Revitalisasi Lapangan Merdeka yang dilakukan Bobby Nasution bukan saja menyahuti aspirasi masyarakat. Lapangan yang berada di pusat kota ini akan tetap dipertahankan sebagai ruang kota bersejarah, juga menjadikannya sebagai infrastrukur. Gubsu Edy Rahmayadi telah menyatakan dukungannya, bahkan menjanjikan bantuan dari pemerintah provinsi sebesar Rp100 miliar.
Pemko Medan sendiri telah menyusun perencanaan untuk revitalisasi ini, termasuk infrastruktur pedestrian, drainase, air limbah, hingga pemindahan jaringan kabel ke bawah tanah.
Revitalisasi ini mempertahankan pohon trembesi tua dan fungsinya sebagai ruang terbuka publik, juga sebagai mitigasi perubahan iklim. Selain itu, Lapangan Merdeka pun didisain sebagai ruang kota yang mengapresiasi sejarah Medan dan sejarah Proklamasi Kemerdekaan. Revitalisasi ini juga diharapkan dapat menjadikan Lapangan Merdeka sebagai "void", ruang terbuka kota, ruang kontemplasi dan refleksi untuk memahami sejarah masa lalu dan menyiapkan langkah pembangunan ke masa depan. (AY)