"Kami berharap ada laboratorium bertaraf internasional di Sumut untuk menganalisa isu sawit, sehingga kami tidak perlu lagi mengirim sampel sampai ke Malaysia atau ke Jerman, apalagi biaya pengirimannya juga cukup mahal. Saya yakin kita bisa karena banyak ahlinya di sini, dulu Malaysia belajar sama kita di Indonesia," ujarnya.
Menanggapi hal ini, Musa Rajekshah menyampaikan kunjungannya ke PT Pamin untuk mendengarkan permasalahan yang dihadapi para pengelolah perusaan khususnya dalam hal ekspor. "Tadi sudah disampaikan kendalanya dan ini menjadi catatan kami, namun saya perlu juga mendengar langsung dari Pelindo terkait keterbatasan kontainer yang keluar dari pelabuhan itu apa, secepatnya kami akan komunikasi ke Pelindo," ujar Ijeck.
Ijeck juga berjanji akan menyampaikan harapan terkait adanya laboratorium kelapa sawit bertaraf internasional ke kementerian, dalam hal ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Namun, tambah Ijeck, hal penting saat ini adalah selama pandemi pihaknya berharap perusahaan-perusahaan di Sumut bisa bertahan dan dapat mempertahankan karyawannya sehingga tidak dirumahkan.
"Saya mendengar tadi PT Pamin tidak ada melakukan pemberhentian karyawan meskipun dalam suasana sulit saat ini, kami dari pemerintahan sangat berterima kasih dan muda-mudahan ini dapat diikuti oleh perusahaan yang lain sehingga Sumut dapat bangkit dan Alhamdulillah, pertumbuhan ekonomi Sumut saat ini juga tumbuh positif 4% secara secara year on year (yoy)," tutup Ijeck. (AL)