“Saat ini perekonomian masyarakat sangat terdampak pandemi Covid-19, khususnya bagi pelaku UMKM sektor kuliner. Untuk itu, KCW menjadi program Pemko Medan dalam upaya memulihkan kembali perekonomian, khususnya kuliner . Sebab, kuliner merupakan salah satu jenis wisata yang sangat populer di Kota Medan. Selain meningkatkan kembali perekonomian pelaku UMKM Kuliner, pembukaan KCW tentunya juga berdampak terhadap peningkatan kunjungan wisata ke Kota Medan yang dikenal dengan wisata kulinernya,” ujar Wahyu ketika dihubungi Rabu, (24/11).
Diungkapkan Wahyu, KCW dapat berdampak besar bagi perekonomian Kota Medan apabila pengelolaannya dilakukan dengan baik dan mendapat respon yang besar dari masyarakat. Apalagi, imbuhnya, masyarakat Kota Medan dikenal dengan keragaman kulinernya dan pola konsumsi masyarakat untuk makanan cukup tinggi sehingga menjadi potensi penggerak perekonomian Kota Medan di masa pandemi Covid-19.
“Tentunya perlu disiapkan sarana prasarana pendukung yang memadai. Misalnya, kawasan kuliner yang bersih dan nyaman tidak ada gangguan di saat masyarakat menikmati makanannya, termasuk pengamen maupun pengemis yang berseliweran. Kemudian, Pemko Medan dapat memfasilitasi pertunjukkan para seniman yang benar-benar memiliki ketrampilan seni cukup baik sehingga atraksi mreka dapat menghibur para pengunjung,” ungkapnya .
Di samping itu, imbuh Wahyu, penataan kawasan Kota Lama Kesawan yang menjadi tempat penyelenggaraan KCW perlu terus dibenahi agar masyarakat merasa senang berada di destinasi wisata baru di Kota Medan tersebut. Terlebih, Pemko Medan pasti telah mempelajari pengembangan Kota Tua Jakarta dan Semarang dan menyiapkan strategi untuk pengembangan kawasan Kota Tua di Kota Medan tersebut. Dukungan masyarakat setempat, ungkapnya, juga sangat perlu dilakukan agar daerah tersebut dapat menjadi destinasi wisata yang berkembang.
Wahyu mengungkapkan, salah satu tantangan dibukanya KCW adalah terjadi kerumunan orang. Namun, jika yang berkeruman adalah orang-orang sehat, tentunya tidak ada masalah. Dia mencontohkan di Eropa, orang ramai menonton event olah raga karena memang semua yang menonton sehat sehingga tidak menimbulkan dampak terhadap peningkatan kasus baru Covid-19.
“Hanya saja Tim Satgas Covid atau pengawas yang bertugas di KCW harus benar-benar melakukan tugasnya dengan baik untuk memastikan semua aturan yang telah ditetapkan dipatuhi. Bila teledor, maka akan berdampak tidak baik bagi pelaksanaan KCW. Padahal, KCW merupakan awal pengembangan UMKM kuliner di Kota Medan,” paparnya mengingatkan.
Wahyu pun optimis dengan dibukanya kembali KCW menjadi salah satu upaya pemulihan ekonomi Kota Medan, khususnya bagi UMKM yang selama hampir dua tahun mengalami tekanan. Sebab, angka penjualan mereka turun sehingga berdampak dengan penurunan kesejahteraan dan menambah pengangguran. “Pelaksanaan KCW memberikan kesempatan baru bagi UMKM kuliner Kota Medan untuk dapat tumbuh dan berkembang kembali menuju kondisi yang sama seperti sebelum pandemi Covid-19,” pungkasnya. (AY)