MEDAN – realitasonline.id| Menyikapi kasus wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak yang sepekan terakhir menjadi perhatian secara nasional, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyiapkan tiga langkah antisipasi. Yaitu, deteksi, sosialisasi dan isolasi.
Demikian disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Wabah PMK di Sumut bersama para Kepala Dinas Peternakan Kabupaten/Kota se-Sumut, di Aula Tengku Riza Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Jumat (13/5).
Hadir Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melalui sambungan jarak jauh (virtual), Pangdam I/BB Mayjen TNI Daniel Chardin, Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH Kementan Nuryani Zainuddin, serta Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Azhar Harahap.
Gubernur Edy Rahmayadi yang memimpin Rakor tersebut menegaskan tiga langkah yang segera diambil untuk mengantisipasi wabah PMK, yaitu pertama adalah mendeteksi keberadaan hewan ternak seperti sapi, kerbau dan kambing. Apakah ada indikasi (tanda klinis) seperti demam, nafsu makan hilang, lepuh di hidung, lidah, mulut dan kuku, air liur keluar secara berlebihan, serta keluar leleran dari hidung.
“Antisipasi sejak kemarin sudah kita lakukan, dan hari ini kita mengumpulkan seluruh Kadis Peternakan. Secara tertulis kita informasikan kepada bupati dan walikota, agar segera mengambil langkah dengan kondisi yang ada ini. Kemudian langkah berikutnya kita akan sosialisasi, sehingga masyarakat tahu harus berbuat apa dan petugas siap melakukan apa,” ujar Gubernur.
Serta langkah ketiga, adalah melakukan isolasi, dengan menghentikan lalu lintas hewan ternak, seperti keluar masuk Sumut. Mengingat dari data 2.226 kasus terkonfirmasi di Provinsi Aceh, sebanyak 1.903 di antaranya terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang, yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat.