"Kanal yang dibangun dengan biaya mahal itu harus segera difungsikan. Jika difungsikan, air kiriman dari gunung bisa tertampung di kanal dan tidak langsung masuk ke sungai yang mengalir di seputaran Kota Medan,"tukasnya lagi.
Legislator asal Dapil 5 ini mengharapkan permasalahan banjir di Kota Medan segera teratasi dengan adanya kolaborasi Pemko Medan bersama pemerintah provinsi dan pusat.
"Upaya pengorekan drainase takkan cukup jika normalisasi sungai tak segera dilakukan untuk mengatasi banjir. Semua pihak yang terkait harus saling kerjasama,"katanya.
Dhiyaul juga meminta agar Dinas Sosial Kota Medan segera membuka dapur umum untuk korban banjir.
"Saat ini ada puluhan warga yang mengungsi ke mesjid maupun posko karena rumah mereka kebanjiran. Kami harapkan dinas sosial segera membuka dapur umum untuk membantu korban banjir," pintanya.
Sementara anggota dewan Antonius Devolis Tumanggor yang rumahnya di Jalan Karya Mesjid Gang Tapanuli Sei Agul Medan Barat menjadi korban banjir, mengatakan tidak habis pikir kenapa sungai Sei Putih yang menjadi penyebab banjir belum juga dibenahi.
Padahal saat reses dengan konstituennya beberapa waktu lalu sudah pernah disampaikan warga di pinggiran sungaibSei Putih sering terkena banjir.
Antonius minta agar Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II berkolaborasi dengan Pemko Medan menangani sungai di kota setempat termasuk sungai Sei Putih.