"Sebaiknya pemerintah tidak sebagai operator, tapi kami minta KPID bisa menjembatani pihak-pihak yang ingin berinvestasi bidang penyiaran di Sumut," ujarnya.
Arief juga sangat mendukung tumbuhnya industri penyiaran di Sumut, agar potensi kearifan lokal dan konten lokal bisa berdaya saing dan mengangkat promosi tentang Sumut.
Sementara itu, Ketua KPID Anggia dalam pertemuan tersebut mengatakan ingin bersinergi dengan Pemprov Sumut untuk membangun Sumut. “Jadi kita harapkan ada program-program kerja sama dengan Pemprov terkait literasi media untuk perlindungan anak-anak dan perempuan dalam mendapatkan tontonan yang sehat dan layak,”katanya.
Selain itu, pentingnya membangun literasi media bagi generasi muda terutama anak-anak milenial yang bisa terpengaruh dengan konten media. “Kita mendengar dan melihat kekrasan di dunia pelajar baik itu tauran, melawan guru dan tidak kriminal yang dilakukan pelajar, perubahan pola pikir pelajar itu yang mempengaruhi media walupun hal yang pertama adalah internet, “katanya
Untuk itu, Anggia meminta dukungan Pemprov terkait program kerja KPID untuk gencar melakukan literasi tontonan sehat, khususnya kepada pelajar SMA yang berada di bawah naungan provinsi. Juga dijelaskan perlunya dukungan eksekutif untuk mendorong lembaga legislatif melahirkan Perda Kebudayaan untuk penguatan isi siaran konten lokal.
"Kami melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bali dan menghadiri Anugerah KPI Bali, kami melihat konten lokal pada program isi siarannya sangat baik, terutama di Bali TV yang memiliki isi siaran konten lokal lebih dari 10% dan ditayangkan di waktu prime time," urai Anggia, yang menyebutkan penguatan isi siaran konten lokal tersebut didukung oleh Perda Kebudayaan.(AY)