“Pernah saat melakukan pembersihan sungai, ada 102 kali truk berseliweran untuk mengangkat lumpur dan sampah yang dikeruk dari dasar sungai. Namun setelah pembersihan dilakukan, masih ada juga warga yang membuang sampah sehingga sungai kembali dipenuhi sampah,” paparnya.
Selain itu, ungkap Budi lagi, mereka juga pernah memasang jaring namun ketahanan tidak kuat. Di saat terjadi banjir, terangnya, jaring terseret arus. “Kita juga pernah menyurati Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II untuk melakukan normalisasi, tapi hanya membersihkan pinggiran sungai saja. Padahal yang dibutuhkan untuk mengeruk dasar sungai yang dipenuhi sedimen dan sampah. Kalau itu dilakukan, tentunya alhamdulillah kali,” pungkasnya. (AY)