“ Bahkan kita juga libatkan organisasi profesi seperti IDI, IDA dan Bidan serta organisasi sosial Lions club agar dapat membantu kita untuk memberikan tetes polio kepada anak dari etnis Tionghoa. Artinya kita meminta Lions club untuk dapat mensosialisasikan kepada orang tua sehingga anaknya mau di imunisasi. Apalagi sampai saat ini imunisasi polio belum ada efek sampingnya,” ungkap Taufik.
Selanjutnya, Taufik juga menyampaikan upaya lain yang telah dilakukan Dinkes adalah melakukan pelaksanaan Sub Pin Polio di pusat perbelanjaan dan sweeping ke rumah - rumah warga. Bahkan door to door dilakukan di saat malam hari sebab banyak ditemukan siang hari kondisi rumah kosong karena orang tua si anak bekerja ataupun mempunyai kesibukan lainnya.
“Sweeping ke rumah warga saat ini terus dilakukan berkolaborasi dengan Kecamatan. Bahkan perkembangannya di pantau selalu oleh Pak Bobby Nasution setiap minggunya dalam rapat kerja. Jadi Kecamatan atau puskesmas mana yang terendah kita push lagi sweeping ke rumah -rumah warga guna mencapai target,” pungkasnya.
Terakhir Kadinkes menyampaikan informasi bahwa vaksin polio ini berbeda dengan vaksin rutin. Vaksin polio yang bernama Novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) dibuat khusus untuk menangani Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio yang sebelum terjadi di Aceh.
Dimana setelah terjadi KLB di aceh, Provinsi Sumut termasuk Kota Medan diwajibkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk melaksanakan Sub Pin Polio. (AY)