Menurutnya, dari sudut pandang BI ada dua tantangan struktural di dalam perekonomian domestik, khususnya Sumut. Di antaranya, pengendalian inflasi yang banyak menghadapi tantangan, baik itu dari aspek produksi, distribusi maupun pengelolaan konsumsinya.
Kedua, adanya ketimpangan antarwilayah, dimana terdapat 25 kabupaten/kota di Sumut tergolong daerah relatif tertinggal. Artinya kabupaten/kota tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan provinsi, juga Produk Domestik Bruto (PDB) perkapita masih rendah dibanding provinsi.
Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sumut masih 72,71% masih dibawah level nasional sebesar 72,91% dan rendahnya tingkat literasi digital sebesar 3,46 lebih rendah dari pada nasional sebesar 3,54.
Untuk mengatasi permasalahan terstruktural tersebut, Doddy Zulverdi berharap adanya sinergi pikiran, sinergi kebijakan untuk memperkuat kualitas pembangunan, serta sumber pertumbuhan baru berbasis ekonomi digital, yang bisa berkontribusi pada pemulihan ekonomi di kawasan Sumatera.
Turut hadir Kepala Perwakilan BPKP Sumut Hengky Kwinhatmaka, Kepala OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Bambang Mukti Riyadi, Kepala Perwakilan BPK Sumut Eydu Oktain Panjaitan, Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin, Ketua Dewan Riset dan Inovasi Sumut Darma Bakti, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Medan Fadli, serta stakeholders terkait. (MIS)